Selasa 11 Sep 2018 18:58 WIB

Kemenag Bantah Ihram Indonesia Buatan Cina

Kain ihram jamaah haji reguler dibuat sendiri oleh pengrajin dalam negeri.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Kain Ihram
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Kain Ihram

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Plt Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri yang juga Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadhan Harisman membantah pernyataan ekonom senior Anwar Nasution terkait Ihram jamaah haji Indonesia buatan Cina. Menurut Ramadhan, jamaah haji laki-laki yang akan berangkat memang mendapatkan kain ihram bukan dari Kementerian Agama, melainkan dari Bank Penerima Setoran awal (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Sedang untuk jamaah perempuan, mereka mendapatkan mukena.

"Kain ihram untuk jamaah haji reguler dibuat sendiri oleh pengrajin dengan bahan berupa benang nomor 12S dari pabrik benang di dalam negeri," tegas Ramadhan dilansir dari laman Kemenag.go.id, Selasa (10/09).

Ramadhan menjelaskan benang nomor 12S merupakan benang yang juga digunakan untuk pembuatan handuk. Kain ihram yang dibagikan kepada jamaah oleh BPS, terbuat dari benang nomor 12S tersebut. Kain ihram itu ditandai dengan sablon berwarna hijau bertuliskan Indonesia.

BPS bekerja sama dengan pengrajin dari Majalaya dan Pekalongan untuk membuat kain ihram. Pabrik tempat pembuatan kain ihram tersebut menggunakan benang nomor 12S.

Ramadhan mengakui bahwa ada juga kain ihram yang dijual di pasaran yang berasal dari Cina. Namun, dia memastikan kalau kain yang diberikan BPS ke jamaah reguler buatan dalam negeri. "Tuduhan bahwa Kementerian Agama memberikan kain ihram buatan Cina kepada jamaah tidak sesuai fakta," tegas dia.

Selain kain ihram, jamaah haji reguler asal Indonesia juga mendapatkan kain batik. Kain ini juga diberikan sebagai suvenir dari BPS BPIH. Kain ihram, mukena, dan batik itu diberikan saat jamaah melakukan pelunasan BPIH.

Tahun ini, Indonesia memberangkatkan lebih dari 200 ribu jamaah haji ke Arab Saudi. Ramadhan berharap suvenir berupa kain ihram, mukena, dan batik buatan dalam negeri dapat ikut menghidupkan industri menengah ke bawah di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement