Selasa 11 Sep 2018 22:47 WIB

Stok Obat untuk Jamaah Haji Cukup

Kemenkes RI telah menyiapkan 79 ton obat di Arab Saudi.

Obat-obatan yang diperlukan jamaah haji. (ilustrasi)
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Obat-obatan yang diperlukan jamaah haji. (ilustrasi)

Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan stok obat-obatan di Madinah mencukupi keperluan. Pasien di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah terlayani dengan baik dan mendapatkan obat yang diperlukan untuk pemulihan kesehatan.

 

Kemenkes RI telah menyiapkan 79 ton obat di Arab Saudi. Kemenkes menyediakan 22 kelas terapi obat, seperti antihipertensi, antialergi, antivirus, antiinflamasi, antihistamin, antibiotik dan lainnya. 

 

Sampai akhir penyelenggaraan ibadah haji, dipastikan perbekalan kesehatan berupa obat-obatan cukup. Tidak ada kelangkaan karena jenis obat yang disediakan sudah dipenuhi sesuai dengan Formularium Nasional Perbekalan Kesehatan pada Pelayanan Kesehatan Haji berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/651/2016.

 

“Alhamdulillah kami tak menghadapi kendala obat. Semuanya tertangani dengan baik,” kata Kepala Seksi Perbekalan Kesehatan Arab Saudi 2018 Nadirah Rahim dalam keterangan tertulis, Selasa (11/9).

Ragam obat yang ada di formularium semuanya dalam bentuk tunggal, bukan obat kombinasi sesuai yang disusun oleh Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI. Beberapa petugas kelompok terbang mencari obat kombinasi yang tidak ada dalam formularium. Obat ini memang tidak tersedia, namun substitusinya sudah disiapkan sesuai dengan formularium perbekalan kesehatan haji.

 

KKHI punya banyak stok obat. Petugas kesehatan di Kloter (TKHI) yang sudah pulang ke Indonesia mengembalikan cukup banyak obat ke Depo di KKHI. Atau, bila tidak mengembalikan bisa juga memindahkan sisa obat ke kelompok terbang lain.

 

Koordinator Perbekalan Kesehatan Haji 2018 Ariyani Dwi Hartanti menyatakan proses pengambilan obat sangat mudah. Tim Gerak Cepat (TGC) memiliki pos kesehatan di tiap Sektor. TKHI bisa mengambil stok obat di masing-masing sektor ini. Bila obat yang dimaksud tidak tersedia di sektor, TKHI bisa mendapatkannya di KKHI.

 

“Jadi sebenarnya TKHI tidak perlu ke Depo (KKHI-red). Tapi bila ada obat yang diperlukan tidak ada di dalam paket di Sektor, maka petugas kesehatan di Kloter dapat mengambilnya ke KKHI,” kata Ariyani.

 

Sektor mendapat paket obat dari KKHI setiap empat hari sekali. Namun karena tidak semua sektor memiliki ruangan yang cukup untuk menyimpan stok obat, maka biasanya stok akan dipenuhi pada hari lain.

 

Ariyani menyatakan tidak terjadi kekurangan obat di Kloter, karena Pemerintah telah menyiapkan penggantinya (substitsi). Dengan demikian tidak ada obat yang kosong. “Misalnya analgetik yang ada disesuaikan dengan substitusi yang tersedia. Antialergi yang tidak ada disubsitusi kepada antialergi yang ada,” kata Ariyani mencontohkan.

 

Petugas kloter JKS 67 dr Dina Fitriani mengungkapkan obat cukup mudah didapatkan, terutama saat di Makkah. Pihaknya tidak perlu menunggu amprah atau push dari KKHI. Prosedurnya pun tidak rumit, sangat memudahkan.

 

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, para TKHI mendapat paket tas Kloter mulai dari embarkasi di Tanah Air. Selajutnya, pada saat pertama kali datang ke Makkah atau Madinah, TKHI mendapatkan paket standar sebagai paket push pertama. Kemudian pada hari ketiga, TKHI melaporkan sisa stoknya ke Siskohatkes Android. Pada hari ke 4, TKHI di Kloter mendapatkan paket  push yang kedua dari Depo yang dikirimkan melalui sektor.

 

TKHI Kloter UPG 26 dr Jihan Indriani menceritakan selama memberi pelayanan kepada jamaah haji, kebutuhan obat untuk jamaahnya tercukupi. “Prosesnya, kami mengambil obat di Sektor sesuai dengan yang dibutuhkan. Selanjutnya dapat kami berikan ke jamaah pada saat pemeriksaan,” kata Jihan.

 

Secara terpisah Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Eka Jusup Singka menyatakan bahwa dirinya telah mengecek langsung persediaan obat di kloter melalui media group yang ada. Semuanya menjawab cukup.  Eka menambahkan, ia sudah menyampaikan ke dokter-dokter di Kloter jangan cari yang tidak ada. "Kita sebagai dokter sudah paham dan mengerti bahwa semua item obat tersedia sesuai formularium yang disusun dan ditetapkan. Kemenkes sudah sangat full mendukung penyelenggaraan haji," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement