Jumat 14 Sep 2018 14:49 WIB

Petugas Pertolongan Pertama Jamaah Haji Diusulkan Ditambah

P3JH fokus penanganan darurat selama wukuf, mabit, dan lontar jumrah.

Petugas kesehatan menangani jamaah yang menderita sakit di Pos Kesehatab Haji Indonesia di Arafah.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Petugas kesehatan menangani jamaah yang menderita sakit di Pos Kesehatab Haji Indonesia di Arafah.

Oleh: Fitriyan Zamzami dari Madinah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Keberadaan tim baru bernama Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) mendapat apresiasi dari Tim Penilai Petugas Haji (P3JH). Dengan penilaian baik tersebut jumlah anggota tim tersebut diusulkan ditambah tahun depan.

"Alhamdulillah, P3JH bekerja secara positif," ujar Anggota Tim Penilai Kinerja Petugas Haji 2018, Noer Aliya Fitriya, Kamis (13/9).

Noer mengatakan, P3JH telah menjalankan fungsi pelayanan di sektor khusus yang ditempatkan di Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, juga selama Masyair di Arafah, Mina, dan Muzdalifah.

Tim P3JH adalah tim bentukan Kementerian Agama yang terdiri dari para dokter di sejumlah rumah sakit nasional, lulusan fakultas kedokteran dari universitas Islam negeri, dan dokter TNI-Polri. Tahun ini, sebanyak 22 tenaga medis tersebut direkrut dan diperbantukan untuk melayani jamaah.

Mereka dikonsentrasikan untuk melakukan penanganan darurat terhadap jamaah selama wukuf di Arafah, mabit di Mina dan Muzdalifah, serta pada masa-masa melontar jumrah. Pada masa-masa melontar jumrah, mereka ditempatkan di pos-pos dalam terowongan Mina dan kerap langsung beraksi saat mendapati jamaah kelelahan atau kambuh penyakit bawaannya.

Tim tersebut berbeda dengan tim perlindungan jamaah dan Tim Gerak Cepat (TGC) bentukan Kementerian Kesehatan. "Tiga unsur ini bisa sinkron dan banyak membantu jemaah ketika kelelahan," ucap Noer Aliya.

Untuk menambah peran P3JH, Noer menyarankan, agar panitia menambah personil dan alat-alat pendukung kerja mereka. Dengan kelengkapan itu Tim P3JH, diharapkan dapat lebih cepat memberikan pertolongan pertama yang bersifat medis.

"Bisa ditambah dan diperlengkapi senjata mereka. Tidak hanya sekadar menandu dan mendorong," ujar dia.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejumlah alat-alat yang kurang banyak junlahnya selama pelayanan jamaah di Jamarat adalah kursi roda dan tandu untuk jamaah sakit. Menanggapi komentar itu, Direktur Bina Haji Dirjen PHU Kemenag Khoirizi H Datsir mensyukuri kerja P3JH.

“Alhamdulillah direspons baik. Insya Allah akan dilakukan penambahan personil tahun depan,” kata dia di Madinah, Jumat (14/9).

Ia juga mengatakan akan mengupayakan penambahan peralatan untuk mendukung kerjabtim P3JH tahun depan. Penyediaan peralatan pendukung tersebut menurutnya akan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia di Kemenag.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement