Ahad 16 Sep 2018 19:00 WIB

Asal-Usul Delima

Sejak ribuan tahun lalu, manusia sudah menikmati delima baik sebagai makanan dan obat

Buah Delima
Foto:

Sejumlah temuan arkeologis menemukan sisa tanaman delima, seperti biji dan kulitnya di sekitar Siprus, Israel, Irak, Yordania, Lebanon, Palestina, Suriah, dan Turki. Benda itu diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum masehi (DT Potts: 2012).

Masih di daerah yang sama, penelitian arkeologis juga menemukan artefak buah delima yang diperkirakan menjadi bagian Kuil Sulaiman. Pilar Kuil itu juga digambarkan berhias buah delima pada bagian atasnya.

Masyarakat Hyksos di daerah Tell el-Dab'a sekitar sungai Nil Mesir juga mengembangkan tanaman delima. Setelah memanennya, mereka menjual hasil bumi ini ke pasar dalam negeri. Sebagian lainnya diekspor ke wilayah lain melalui perairan. Penjualan ini meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, sekaligus menjadikan area tadi terkenal dengan hasil pertanian yang subur.

Buah ini digambarkan dalam hieroglif dinding kuburan Fir’aun, seperti Thutmosis. Delima menjadi buah primadona masyarakat Mesir. Pohonnya menjadi hiasan pekarangan mereka pada 1600 sebelum masehi. Buahnya menjadi santapan bangsawan istana yang hidup penuh kenikmatan.

Romawi juga menanam dan memanen tanaman ini. Dahannya menjadi hiasan kepala pengantin wanita sebagai simbol kesuburan dan menunjukkan status pernikahan. Zoroaster juga menggunakan delima sebagai simbol kehidupan sesudah mati.

Pasukan Sparta yang dipimpin Xerxes (511-465 SM) digambarkan membawa tombak dan delima ketika menginvasi Yunani pada 480 sebelum masehi. Mereka adalah tentara yang ditakuti di zamannya. Meski berjumlah terbatas, pasukan Xerxes tangguh dan mampu menghadapi militer Persia yang berhasil menjajah banyak kawasan.

Buah ini juga disebutkan dalam mitologi Yunani dan digambarkan dalam sejumlah karya seniman Barat. Lukisan itu menampakkan Persephone memegang delima pemberian Hades.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement