IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah umrah yang mendatangi VFS Tasheel Epiwalk, Rasuna Said, Jakarta Selatan berkurang, Senin (8/10). Sebelumnya, Jamaah Umrah dan Masyarakat (Jumrat) menyampaikan penolakan peraturan rekam biometrik sebagai prasyarat pengajuan visa umrah ke Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Jakarta pada Rabu (3/10).
Berdasarkan pantauan Republika.co.id pada Senin (8/10), sebagian besar masyarakat yang mendatangi VFS Tasheel Epiwalk ialah calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Salah satunya Wulan (45 tahun), calon TKI yang akan bekerja di Arab Saudi asal Sukabumi. Para TKI itu mengurus perpanjangan visa atau membuat visa baru.
Republika.co.id tidak berhasil menemukan calon jamaah umrah yang sedang melakukan rekam biometrik di kantor tersebut. Beberapa orang yang telah mengurus visa itu enggan dimintai keterangan. Sedangkan yang lainnya sedang mengurus visa di dalam kantor itu sehingga tidak dapat diwawancarai.
Salah satu manajemen VFS Tasheel Epiwalk tidak bersedia memberi informasi apa pun. Ia hanya memberikan kontak yang ia sebut sebagai public relation (PR) yang dapat memberikan informasi mengenai VFS Tasheel. Akan tetapi, setelah dihubungi PR itu juga mengaku tidak berwenang berbicara mengenai VFS.
Akhirnya, ia bersedia meneruskan daftar pertanyaan yang diajukan Republika.co.id ke direksi terkait. Akan tetapi, sampai Selasa (9/10) siang, tidak ada jawaban dari VFS Tasheel. Ia hanya memberikan kontak Staf Bidang Media Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, Badr Mohammed Aljuhani.
Kemudian, saat berita ini diturunkan, Republika.co.id belum mendapatkan informasi mengenai aktivitas jamaah umrah yang merekam biometrik atau mengenai kelanjutan proses rekam biometrik pascapenolakan sejumlah jamaah dan penyelenggara umrah.
Di lain tempat, Pengurus Permusyawarakatan Antarsyarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (Patuhi) sepakat tidak akan mengurus perekaman data biometrik calon jamaah umrah di perusahaan VFS Tasheel.
“Tidak (akan mengurus). Kita sudah sepakat,” kata Ketua Harian Patuhi Artha Hanif saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/10).
Baca juga: Soal Rekam Biometrik, Kemenag Tunggu Respons Saudi