Selasa 06 Nov 2018 05:50 WIB

"Jejak-Jejak Rasul" Ajak Jamaah Kunjungi Masjid Al Aqsha

Imam Masjidil Aqsha mengajak kaum Muslimin untuk mengunjungi masjid tersebut.

Managing Director Rafa Lintas Cakrawala, Handayani Patrianti (kedua dari kanan), Direktur Rafa Lintas Cakrawala, Ustaz Ma'mun (ketiga dari kanan), Imam Masjidil Aqsha, Syekh Ali Abbas (keempat dari kanan), dan Chief of tim art Wardah, Carolina Septerita, berfoto bersama dengan latar belakang Masjidil Aqsha di Palestina.
Foto: Dok Lintas Cakrawala
Managing Director Rafa Lintas Cakrawala, Handayani Patrianti (kedua dari kanan), Direktur Rafa Lintas Cakrawala, Ustaz Ma'mun (ketiga dari kanan), Imam Masjidil Aqsha, Syekh Ali Abbas (keempat dari kanan), dan Chief of tim art Wardah, Carolina Septerita, berfoto bersama dengan latar belakang Masjidil Aqsha di Palestina.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan travel Rafa  Lintas Cakrawala mempunyai salah satu program unggulan yang disebut Jejak-Jejak Rasul (JJR). JJR adalah paket wisata Muslim yang destinasinya mencakup Jordania-Palestina dan Mesir.

“Melalui program JJR, kami ingin mengajak para jamaah menapaki jejak-jejak para rasul di Jordania, Palestina maupun Mesir. Termasuk mengunjungi Masjid Al Aqsha di Palestina,  yang merupakan masjid ketiga kaum Muslimin, setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi,” kata Managing Director Rafa Lintas Cakrawala, Handayani Patrianti melalui keterangan pers yang diterima ihram.co.id, Senin (5/11).

Ia menambahkan, Rafa Lintas Cakrawala rutin melakasanakan program JJR. Program yang baru saja dilakuka  adalah 19-30 Oktober 2018 lalu. Program berikutnya yang dilaksanakan pada Januari 2019. “Yang paling spesial adalah program bulan Maret 2019, di mana para jamaah akan berada di Masjidil Aqsha pada momentum peringatan Isra Mi’raj,” tuturnya.

Ia menyebutkan, terkait kunjungan ke Baitul Maqdis, Palestina,  niat utamanya  adalah mensyiarkan Baitul Maqdis dan mengajak semua umat muslim khususnya di Indonesia agar mau bersama-sama  memakmurkan Masjidil Aqsa,  setelah Masjidil Haram dan Masjidil Nabawi,  sebagaimana di anjurkan oleh Rasulullah SAW.

 “Kami berusaha tetap konsisten dengan tanggal keberangkatan yang kami miliki, dan peserta berapapun tetap akan berangkat, tanpa mengubah harga dan itinerary perjalanan, di tengah susahnya menjalankan program ini,” ujarnya.

Dia mengakui, ada beberapa kendala untuk melaksanakan kunjungan ke Baitul Maqdis tersebut, antara lain  proses visa yang begitu lama dan sering kali dikeluarkan last minute (menit-menit terakhir).  “Sehingga, kami perlu ekstra memberikan dan terus menumbuhkan rasa percaya calon jamaah untuk tetap melangitkan doa, karena ikhtiar sedang maksimal dijalankan,” paparnya.

Faktor lainnya adakah pemberitaan tentang Baitul Maqdis yang identik dengan kejadian penembakan, peperangan dan lain-lain. Sehingga, sering mengakibatkan peserta surut niat. “Namun, Alhamdulillah, dengan segala kendala yang ada, selama ini kami dapat melaksanakan program JJR dengan baik,” kata wanita yang akrab dipanggil Anti.

Pada  program JJR  akhir Oktober 2018, Rafa Lintas Cakrawala bekerja sama dengan  Carolina Septerita dan tim dari Wardah, untuk membuat video yang akan tayang di youtube untuk membuat gambaran tentang program Jelajah-Jejak Rasul di Bumi Para Nabi. Hal itu sebagai salah satu upaya Rafa Lintas Cakrawala – yang mengusung bendera Lintas Cakrawala dan Lintas Baitullah --  dalam mensyiarkan Baitul Maqdis.

 

“Dalam proses pembuatan video tersebut,  kami berkesempatan untuk untuk bersilaturahim dengan salah satu Imam Besar Masjidil Aqsa, Syeikh Ali Abbas. “Ia menitipkan pesan untuk seluruh umat Muslim khususnya Indonesia agar mau datang dan berkunjung ke Masjidil Aqsa,” ujarnya.

Program JJR akhir Oktober 2018 diikuti oleh 32 jamaah. Seperti biasa, destinasinya adalah Jordan-Palestina-Mesir. Tetapi ada program tambahan yang diberikan oleh Rafa Lintas Cakrawala.

Umumnya program wisata Muslim ke tiga negara tersebut dilaksanakan 10 hari, menginap delapan malam. Sedangkan Rafa Lintas Cakrawala menyediakan program 12 hari menginap 10 malam.

“Waktu tambahan tersebut kami gunakan untuk mengajak para peserta bermain ATV di Sahara Sinai. Juga menyaksikan Suku Badouin di gurun tersebut berkomunikasi memanggil temannya dengan berteriak dan teriakan itu menggema ke seluruh bukit,” tuturnya.

Sselain itu,  yang paling spesial adalah, rombongan tersebut menginap di Sharm el Sheikh, kota cantik di pinggir laut. “Kami menaiki glass boat di tempat yang konon menjadi tempat pertemuan Nabi Musa as dengan Nabi Khidr,” papar Handayani Patrianti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement