Selasa 04 Dec 2018 13:52 WIB

E-Visa Elektronik Rawan Rusak dan Hilang

Belum ada pemberitahuan pemerintah yang mengharuskan mengikuti aturan itu.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agus Yulianto
Kebijakan yang dikeluarkam Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengeluarkan elekronik visa (e-visa) telah berjalan sejak musim haji 2018.
Foto: Foto: Ali Yusuf/Republika
Kebijakan yang dikeluarkam Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengeluarkan elekronik visa (e-visa) telah berjalan sejak musim haji 2018.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan visa umrah elektronik. Kebijakan itu telah dikeluarkan pemerintah Saudi pada musim haji tahun 2018. Namun, masih beragam tanggapan penyedia jasa layanan perjalanan umrah dan haji terkait kebijakan tersebut.

"Jadi, bukan kita tidak mengikuti. Karena dari pemerintah kitanya pun belum ada pemberitahuan yang mengharuskan mengikuti aturan itu," kata Manager Administrasi PT Makdis Tour Taufik Widodo saat berbincang dengan Ihram.co.id, Selasa (4/12).

Taufik secara pribadi berpendapat kebijakan yang dikeluarkan pemerinta Saudi dengan visa elektroniknya (e-visa) tidak efektif. "Kalau menurut saya sangat tidak efektif. Ini menurut saya pribadi, kita tidak bawa atas nama perusahaan," katanya.

Selain tidak efektif dalam hal kegunaan, juga e-visa tidak ramah bagi jamaah yang sudah lanjut usia dan jamaah yang tinggal di daerah pedalaman. Itu karena pembuatan e-visa sulit dijangkau sambungan internet. 

"Sebagian besar jamaah kita kan para manula dengan tinggal yang di pegunungan. Ketika harus mendaftarkan visa online sangat merepotkan," katanya.

Bahkan, kata Taufik, jika diliat dari tampil fisik visa elektronik, seakan tidak ada nilainya, karena hanya berupa lembaran kertas biasa. "Dan tampilnya menurut saya, tidak ada ada harganya karena berbentuk kertas," katanya.

Taufik mengkhawatirkan e-visa bisa muda hilang atau sobek saat dibawa oleh pemiliknya. Berbeda dengan visa sebelumnya yang langsung di tempel di paspor.

Selain itu, menurut Taufik, proses pengurusan visa sekan penting tidak penting. Pasalnya, data data seseorang yang mengajukan visa biss mendapatkan visa diambil dari data paspor seperti sidik jari, dan mata.

"Saya kira di paspor sudah lengkap juga. Saya rasa mungkin kenapa tidak mengambil data di paspor saja," katanya.

Hal itulah, kata Taufik, yang menjadi alasanya kenapa jamaah yang menggunakan travel Makdis Tour yang berlokasi di Jalan Jurang No 53 Sukajadi Bandung itu masih mengurus visa secara manual. "Saya kira travel-travel lain yang mengalami masalah sama masih menggunakan visa manual," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement