Rabu 26 Dec 2018 13:52 WIB

Kepasrahan Mengantarkan Ipda Sutomo ke Tanah Suci

Segera beristighfar kalau dalam hati ada perasaan yang agak aneh.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agus Yulianto
 Ipda Sutomo bersama keluarga
Foto: dok. Istimewa
Ipda Sutomo bersama keluarga

REPUBLIKA.CO.ID, Ipda Sutomo langsung menepi sesaat ketika smart phone di belakang jaketnya bergetar. Meski nomor yang masuk ke phonselnya nomor tak dikenal, dengan sigap perwira pertama itu menjawab ramah panggilan yang masuk ke nomornya dengan mengucapkan salam. “Assalamulaikum....,” jawab Sutomo memutus getar ponsel berganti dengan suara percakapan.

Setelah di belakang batang smart phonoe menjawab, “Waalikumussalam,” Sutomo baru mengetahui bahwa suara itu tak asing baginya, meski nomor yang digunakan memanggil Sotomo tak tersimpan di smart phonenya.

Dari percakapan via ponsel itulah menjadi awal Ipda Sutomo bisa berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah pada 2016. Dapat melaksanakan ibadah haji dan umrah merupakan impian bagi setiap orang Muslim di seluruh dunia. Dan menjadi kebahagian sendiri dapat melaksanakan ibadah umrah atau haji tanpa kocek pribadi seperti yang dialami Ipda Sutomo Pasimin Batalyon A Resimen II Pasukan Pelopor.

“Alhamdulillah, melalui komandan saya saya berangkat umrah di 2016,” kata Sutomo (54 tahun) saat berbincang dengan Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Sutomo mengaku, tidak pernah berpikir dan cari-cari sela agar bisa dapat giliran diberangkatkan komandannya umrah seperti anggota lainnya. Katanya, hal yang menjadi tidak mungkin lagi bagi dia adalah seorang perwira mendapat giliran diberangkatkan umrah. 

Karena, selama ini, komandannya itu hanya memberangkatkan umrah sesama anggotanya di Brimob yang belum perwira. “Saya tidak pernah bermimpi untuk diberangkatkan dari pimpinan dan memang tidak pernah berharap diberangkatkan dari pimpinan," ujarnya. 

Apalagi lagi minta dengan dalih dirinya harus dekat dan akrab dengan pimpinan. Tidak ada dalam kamusnya atau dengan kata lain cari muka depan pimpinan, apalagi dirinya pernah dengar langsung dari komandan bahwa beliau pantang untuk diminta (beliau tunjuk orang berdasarkan hati yang sangat dalam dan mohon petunjuk Allah SWT)

"Dan ketika di masjid ada salah seorang perwira yang bilang langsung kepada komandan bahwa dirinya (Sutomo) juga Komandan, maka apa kata komandan itu. "Ah kamu sudah perwira". Ya, itu lah cerita singkatnya, intinya dia tidak memberangkatkan anggota yang sudah perwira,” katanya.

Ayah dari tiga orang putri (Karinta Asmarni (26), Shinta Juluani (23), dan Cinty Desiyanti Cintya (20) ini menceritakan, komandannya yang berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes) itu memberi tahu bahwa dia harus berangkat itu, tidak secara formal alias dipanggil ke suatu ruangan layakanya komandan memanggil anak buahnya yang penuh prosedural. Tapi, dalam hal ini, kata Sutomo, tidak begitu, komandannya memberi tahu dia harus berangkat umrah itu via telpon.

Malah, kata Sutomo, komandannya yang akan memberangkatkan itu beberapa kali minta maaf jika dia akan memberangkatkan Sutomo pergi ke Tanah Suci. “Saya sempat tidak percaya. Saya sangat kaget karena memang selama ini beliau tidak pernah komunikasi. Lah wong mau ngasih hadiah umrah kok malah beliau yang minta maaf sama saya kan lucu,” tuturnya.

Diceritakan Sutomo dalam percakapan via telpon itu, komandannya hanya bertanya apakah punya rekening di bank atau tidak. “Ya saya jawab yang ada di gaji saja (Mandiri ). Saya tanya buat apa Komandan.  Beliau menjawab Lungo Ngulon. Pak saya masih bingung ngulon kemana maksudnya. Beliau jawab maaf pak, pak Tomo berangkat umrah,” katanya. Dia menyebut artinya Lungo Ngulon itu berangkat ke barat/Makkah.

Setelah mendapat tawaran tak formal itu, perasaan Sutomo campur aduk, antara suka sedih dan sekaligus bingung. Karena Sutomo belum memiliki uang untuk bekal perjalanan ke Tanah Suci. 

“Saat itu saya bingung karena memang tidak pernah ngurusin ATM. Lala (istrinya, red) yang bawa. Tidak selang berapa lama, ada SMS banking masuk. Saya lihat, ada masuk sekian puluh juta," ujarnya.

Uang itu pun langsung diambil dari ATM. "Masya Allah nyata, tapi kaya mimpi. Esok harinya saya langsung cari travel umrah,” katanya. 

Setelah semua urusan dengan travel umrah selesai, Sutomo sujud syukur di depan istri dan tiga anaknya sekalian minta doa bahwa dia akan berangkat umrah. “Alhamdulillah saya langsung sujud syukur berkali kali saat itu,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement