IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Umar Sulaiman (56 tahun) calon jamaah umrah asal Sorong Papua Barat terkulai lemas di RS Ambon. Umar dilarikan ke RS pada Jumat Subuh (28/12) dari tempat penginapanya di Kota Ambon.
"Subuh sekitar jam 04.00 WIT beliau keringat dingin lalu minta untuk diantar ke RS," kata Ade Isnaini Umar, Putri Umar Sulaiman saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/12).
Ade mengatakan penyebebab ayahnya dilarikan ke RS setelah siangnya keliling mencari alamat kantor FVS Tasheel di Ambon. Sesuai petunjuk yang diperolehnya, mereka mencari alamat kantor tersebut di Jalan Raya Pattimura, Kelurahan Batu Meja, Sirimau, Kota Ambon Maluku, namun tidak ketemu.
"Kemungkinan kelelahan karena kami setelah tiba di Ambon, kemarin (Tangal 27 Desember jam 13.30 WITA), langsung berkeliling mencari lokasi rekam biometrik, tapi tidak ketemu," katanya.
Ade menuturkan setelah mendatangi alamat FVS Tasheel di Ambon Jalan Raya Pattimura namun tidak ketemu, Ade langsung mengecek website FVS Tasheel. Dari situ dia menemukan alamat sebenarnya di Jalan OT Pattimaipauw, Tanah Lapang Kecil, Wainutu, Nusaniwe, Ambon, Maluku.
"Setelah dari Pattimura, karena kami tidak menemukan, kami googling, dan ketemu alamat yang sebenarnya. Langsung kami datangi, untuk memastikan lokasi untuk rekam biometrik keesokan harinya," katanya.
Dari situ menjadi awal ayahnya mengelukan sakit di dada pada malam harinya. Ade menuturkan dia dan ayahnya mendapat jadwal keberangkatan umrah dari penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) tanggal 14 Januari 2019. Karena waktu keberangkatan tinggal dua pekan lagi Ade dan ayahnya segera mengurus rekam biometrik untuk mendapatkan visa umrah.
Ade mengaku kesulitan dengan diberlakukannya ketentuan rekam biometrik di FVS Tasheel oleh pemerintah Saudi. Selain perlu mengeluarkan waktu dan tenaga, juga biaya tambahan lagi yang cukup besar harus dikeluarkan sebelum berangkat.
Untuk itu ia meminta Pemerintah Saudi menyediakan semua fasilitasnya sebelum diberlakukan visa biometrik demi kemudahan dalam menjalankan ibadah umrah. "Karena mereka pemegang kekuasaan kami mohon dipermudah ibadah kami. Meski tujuan Saudi mempermudah pemeriksaan di sana tapi kalau belum siap kami yang kesulitan," katanya.
Melihat kondisi ayahnya saat ini, juga sulitnya melakukan perekaman biometrik, Ade mengaku pesimistis bisa berangkat umrah sesuai jadwal yang telah ditentukan.