Selasa 22 Jan 2019 14:21 WIB

Rekam Biometrik Menambah Beban Pekerjaan

Caloin jamaah umrah terbebani biaya dan waktu, travel umrah terbebani beban pekerjaan

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana Kantor VFS Tasheel yang berada di Jl Adi Sucipto No 1 Pekanbaru, Provinsi Riau. (ilustrasi)
Foto: Republika/Ali Yusuf
Suasana Kantor VFS Tasheel yang berada di Jl Adi Sucipto No 1 Pekanbaru, Provinsi Riau. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sejak diberlakukan pada Desember lalu, rekam biometrik terus menuai kritik. Salah satunya adalah penyedia jasa travel umrah.

Direktur Mi'raj travel, Ustaz H Budi Prayitno mengatakan, rekam biometrik terhadap jamaah menambah beban jamaah dan beban pekerjaan bagi penyedia jasa travel itu sendiri. Ia beralasan bahwa segala pendaftaran harus diurus oleh pihak travel. Sedangkan bagi jamaah, mereka harus datang ke lokasi rekam biometrik yang lokasinya hanya ada di 30 titik di Indonesia. "Terutama kalau jamaah berasal dari daerah yang tidak ada kantor VFS (Tasheel)," katanya kepada Republika.co,id, Selasa (22/1).

Budi menyampaikan, pihaknya juga mendapat keluhan dari calon kliennya yang berencana berangkat umrah. "Ribet, ibadah kok dipersulit," ujar dia menirukan ucapan kliennya.

Sementara itu, dari segi keamanan rekam biometrik juga dinilai masih abu-abu. Direktur Lalu Lintas Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM Cucu Koswala menyatakan bahwa biometrik jamaah umrah melalui Visa Facilitation Service (VFS) Tasheel harus dievaluasi.

Cucu mengatakan, data-data yang direkam dan dikirim ke Arab Saudi rawan disalahgunakan. Untuk itu, ia meminta agar kebijakan ini ditunda hingga infrastruktur rekam biometrik di Indonesia memadai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement