Jumat 19 Apr 2019 11:41 WIB

Sejarah Panjang Kota Jeddah

Pengaruh Turki Utsmani di Jeddah begitu kuat,

Suasana festival di Kota Tua Jeddah, Kamis (20/9). Festival itu digelar terkait peringatan  Hari Nasional Arab Saudi yang akan jatuh pada 23 September nanti.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Suasana festival di Kota Tua Jeddah, Kamis (20/9). Festival itu digelar terkait peringatan Hari Nasional Arab Saudi yang akan jatuh pada 23 September nanti.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kota Jeddah terletak di pesisir barat Arab Saudi, di tepi Laut Merah. Pada 2.500 tahun lalu, Kota Jeddah merupakan sebuah desa nelayan. Jeddah merupakan kota yang memiliki kelembapan tinggi di sebagian besar bulan sepanjang tahun. Hanya pada musim dinginlah kelembapan di sana turun signifikan.

Terletak di jalur perdagangan antara India, Timur Tengah, dan Mediterania, Jeddah terbilang kota penting. Di masa Khalifah Utsman bin Affan, Jeddah menjadi pelabuhan bagi jamaah haji yang akan menuju Makkah. Pada abad ke-16, bangsa Turki di bawah Dinasti Turki Utsmani membangun benteng di Jeddah sebagai pertahanan terhadap Portugis. 

Baca Juga

Jeddah berada di bawah kekuasaan Turki Utsmani hingga 1915 M. Tak mengherankan bila pengaruh bangsa Turki sangat terasa, terutama pada arsitektur bangunan. Hiasan di dinding Kota Jeddah merupakan salah satu atraksi yang menarik. 

Kota Tua Jeddah, Jeddah al-Balad (al-Balad), merupakan area kota terbesar di Saudi. Jeddah al-Balad didirikan pada abad ketujuh dan pernah menjadi pusat Kota Jeddah. Al-Balad pernah memiliki dinding kota sebelum dihancurkan pada 1940-an. 

Pada era 1970-1980-an ketika warga Jeddah makin sejahtera karena booming minyak bumi, banyak Jeddawi yang pindah ke utara, menjauh dari al-Balad. Al-Balad sendiri kini menjadi pengingat bagi warga lokal ketika mereka belum punya apa-apa. Ketika al-Balad kurang memiliki area parkir untuk kendaraan besar. Ketika toko-toko di sana masih menjual pakaian biasa. 

Pemerintah Daerah Jeddah kemudian memulai usaha pelestarian cagar budaya di sana pada 1970-an. Pada 1991, Pemerintah Daerah Jeddah mendirikan Lembaga Pelestarian Sejarah Jeddah untuk menjaga karya arsitektur dan budaya bersejarah al-Balad. Pada 2002, dana 4 juta dolar AS dialokasikan untuk pelestarian bangunan bersejarah di sana.

Pada 2009, al-Balad dinominasikan SCTH untuk bisa dimasukkan dalam daftar situs Warisan Budaya Dunia UNESCO. Permintaan itu kemudian dikabulkan pada 2014. Untuk menjaga struktur lama di kawasan al-Balad, Departemen Pelestarian Kawasan Bersejarah dibentuk pada 1990 untuk membantu mempromosikan wisata budaya di Saudi.

Warga Jeddah membangun rumah menggunakan bata dari lumpur. Material ini dibuat di dekat Danau al-Arbaeen. Para perajin bata membuat bata secara manual menggunakan alat sederhana dengan mencetaknya pada cetakan kayu. Cetakan kayu untuk bata lumpur ini dibawa dari daerah tetangga seperti Wadi Fatima atau diimpor melalui jalur laut seperti dari India.

Bangunan-bangunan tua bersejarah di Kota Tua Jeddah tersebar di sejumlah kawasan antara lain Dar al-Nassif, Dar al-Jamjoom,  Dar al-Baeshen, Dar al-Gable, dan Haret al-Mazloom. Beberapa bangunan di perkampungan Kota Tua Jeddah tingginya mencapai lebih dari 30 meter. 

Beberapa bangunan juga masih terjaga kondisinya meski sudah berusia beberapa abad. Bangunan untuk permukiman warga ditandai dengan adanya Mlaagaf dan jendela berornamen yang disebut roshan. Dengan celah-celah yang ada, roshan berguna sebagai ventilasi udara terutama saat musim panas. Rumah satu dengan lainnya sengaja dibangun berdekatan untuk saling melindungi dari sengatan panas matahari. 

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement