Senin 01 Jul 2019 16:45 WIB

Menkes Minta Petugas Haji Pahami Pedoman SHARI

Petugas haji harus melayani jamaah dengan sikap inovatif.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek bersalaman saat melepas tim advance dan tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan di Kantor Kementerian Kesahatan, Jakarta, Senin (1/7).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek bersalaman saat melepas tim advance dan tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan di Kantor Kementerian Kesahatan, Jakarta, Senin (1/7).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mengapresiasi semangat Pusat Kesehatan Haji dalam melayani jamaah haji. Semangat Pusat Kesehatan Haji itu tercermin di tagline SHARI (Sigap, Handal, Amana, Responsif dan Inovatif).

"Ini sangat bagus sekali, saya dapat tulisan dari Pak Eka (Kepala Pusat Kesehatan Haji), dia bilang  SHARI. Saya pikir SHARI itu bahasa Arab, ternyata SHARI itu pelayanan kesehatan diharapkan sigap, handal, amanah responsif dan inovatif," kata Nila F Moeloek saat memberikan arahan kepada PPIH yang diberangkatkan gelombang pertama, di ruang 215 Gd Adiatama Kemenkes Jl HR Rasuna Said Jakarta, Senin (1/7).

Baca Juga

Untuk itu semua petugas pelayan kesehatan (Yankes) di Kementerian Kesehatan terutama yang diamanahkan menjadi petugas kesehatan haji untuk selalu mempedomani semangat SHARI.

"Jadi tolong ingat SHARI. Saya kira ini bagus sekali kita tanamkan semuanya di jiwa kita bahwa kita harus SHARI. Artinya kita harus sigap, harus handal, responsif dan inovatif," katanya.

Nila menyampaikan, dalam melayani jamaah haji memang diperlukan sikap inovatif. Sikap itu diperlukan untuk mengatasi segala kemungkinan yang terjadi di luar prediksi sebelumnya seperti suhu.

"Inovatif mungkin terutama karena banyak hal-hal yang mungkin di luar dari tupoksi yang kita pelajari dan saya kira ini tentu gerak cepat ini harus kita lakukan dengan sebaik-baiknya," katanya.

Sikap inovatif itu juga harus bisa mengantisipasi masalah suhu panas ekstrim. Menurut Nila, saat ini suhu panas ekstrime sudah menyerang Eropa dan pasti akan terjadi di Saudi Arabia.

"Di Eropa saja sudah 41 sampai 45 derajat celcius mungkin nanti di Saudi Arabia juga akan cukup tinggi panasnya ini," katanya.

Untuk itu Nila meminta semua petugas kesehatan bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi akibat suhu panas di Tanah Suci. Karena jika tidak diantisipasi jamaha akan mudah sakit terutama bagi jamaah resiko tinggi. 

"Memang sebaiknya kita harus sangat hati-hati," katanya.

Menurut Nila, selain suhu panas, yang  membuat petugas kesehatan mendapat tambahan pekerjaan semakin berat itu adalah dengan adanya tambahan kuota sebesar 10 ribu. Untuk itu semua petugas kesehatan untuk tetap menjaga kondisi kesehatan yang prima.

"Tambahan 10 ribu kuota haji ini menjadi 231 ribu itu kita akan mendapatkan tantangan tambahan pekerjaan yang cukup berat," kata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement