IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan, H. Ansharuddin berpesan kepada seluruh Calon Jamaah Haji (CJH) tahun ini agar memiliki sikap sosial yang tinggi saat berada di Tanah Suci.
Bupati mengimbau kepada para jamaah untuk tolong menolong dalam segala keadaan. Jamaah asal Indonesia sudah terkenal dengan rasa simpati yang tinggi, yaitu saling tolong menolong.
“Mari kita jaga adat ketimuran kita. Indonesia ini sudah terkenal dengan budayanya yang ramah tamah dan suka tolong menolong,” ucap Bupati dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (4/7).
Ansharuddin juga menekankan kepada jamaah, agar tidak terkotak-kotak dengan kelompok dan rombongannya masing-masing. Sebagai sesama jamaah dari Indonesia, terutama Kab. Balangan, ia meminta jamaah harus kompak.
Lebih lanjut, Ansharuddin berpesan kepada CJH agar selalu fokus pada ibadah haji yang sebenarnya hanya berjalan selama enam hari, yakni Hari Tarwiyah, Hari Arafah, Hari Raya Idul Adha, dan Hari Raya Tasyrik. Sedangkan pada hari-hari selebihnya menurut H. Ansharuddin adalah ibadah-ibadah sunnah, dan kegiatan tambahan.
"Oleh sebab itu jamaah harus fokus pada ibadah rukun dan wajib haji, jangan sampai mengutamakan hal-hal yang lain. Seperti berbelanja untuk oleh-oleh. Ini biasanya ibu-ibu yang suka mencari oleh-oleh,” ujarnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka.Kankemenag) Balangan, H. Muhammad Yamani mengatakan CJH harus terus berupaya membekali diri dengan bimbingan manasik haji yang benar dan sesuai aturan. Selain itu jamaah senantiasa menjaga kesehatan dengan persiapan mental, fisik dan spiritual supaya dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan khusuk dan menjadi haji yang mabrur.
“Kegiatan bimbingan manasik dan praktik yang sudah dilaksanakan sangat penting untuk membekali jamaah tentang tata cara haji yang baik dan benar. Kebijakan pemerintah secara teknis dalam pelayanan dan kebijakan haji dibuat supaya jamaah haji Balangan bisa mengerti, memahami dan melaksanakan dan beribadah dengan baik dan lancar,” katanya.
Yamani melaporkan 132 orang JCH Balangan akan terbagai menjadi 2 kloter, yakni kloter 16 dan kloter 19.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (Kasi PHU), H. Syamsuri Arsyad mengatakan peran Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) sangatlah penting. Karu dan Karom adalah ujung tombak pelaksanaan ibadah haji, yang berhadapan langsung dengan jamaah haji untuk melayani tamu-tamu Allah di masing-masing regu dan rombongannya.
"Salah satu komitmen Ketua Regu dan Ketua Rombongan adalah melayani jamaah haji sepenuh hati secara profesional dalam regu dan rombongan," kata Kasi PHU.
Ia pun menyebut banyak persoalan-persoalan yang akan dihadapi dalam perjalanan jamaah haji. Namun, seluruh persoalan harus diselesaikan dengan baik dan bijaksana, dan diperlukan kerja keras, kesabaran dan ketegaran dalam menghadapi dan menyelesaikannya.
“Untuk itulah diperlukan kemampuan personal yang handal, cerdas dan cepat dalam merespon permasalahan yang terjadi. Seluruh petugas haji, baik Karu dan Karom harus memiliki komitmen yang kuat untuk melayani dan memuliakan para tamu Allah SWT,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, persoalan di lapangan harus diselesaikan bersama-sama. Tugas pokok Karu membantu pelaksanaan tugas Karom sebagai pembantu petugas yang menyertai jamaah (Petugas Kloter) di bidang pelayanan umum, ibadah dan kesehatan.
Sedangkan tugas pokok Karom membantu pelaksanaan tugas Ketua Kloter/TPHI yang menyertai jamaah haji dibidang pelayanan umum dan ibadah.
Terakhir, ia menambahkan fungsi Karom untuk mengatur, membantu dan menjaga anggota Rombongannya agar tetap utuh, aman, tertib serta dapat mencapai kemabruran dalam melaksanakan ibadah haji.
"Kunci keberhasilan Karu dan Karom adalah komunikasi, melaksanakan tugas bersama-sama, perangkat kloter melaksanakan tugasnya sesuai dengan tingkatannya,” ucapnya.