Senin 08 Jul 2019 14:14 WIB

KKHI Madinah Tangani Pasien Geriatri

KKHI Madinah memberikan layanan kesehatan dasar dan spesialistik

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji mendapat penanganan medis di KKHI Madinah. Ahad (7/7).
Foto: Dok KKHI Madinah
Jamaah haji mendapat penanganan medis di KKHI Madinah. Ahad (7/7).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dua hari setelah resmi beroperasi, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah hingga Ahad (7/7) pagi waktu Arab Saudi telah menerima empat orang pasien dengan diagnosis gangguan kesehatan yang berbeda-beda.

Pasien pertama yang diterima KKHI Madinah berjenis kelamin perempuan asal Embarkasi Surabaya (SUB 02). Pasien tersebut mengalami retak pada tempurung lutut (fraktur patela). Diketahui yang bersangkutan terjatuh di salah satu toilet di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.

Menurut Direktur KKHI Madinah Amsyar Akil, setelah sempat ditangani tim kesehatan mobile bandara, pasien kemudian dirujuk ke KKHI Madinah. Namun setelah didiagnosis lebih lanjut oleh dokter penanggung jawab pasien, akhirnya pihak KKHI Madinah memutuskan untuk merujuk lagi pasien ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dari informasi terakhir, pasien rencananya akan dilakukan operasi pada Senin (8/7) pagi WAS.

“Kemarin (6/7) ada jemaah Batam ada jatuh. Setelah didiagnosis terjadi fraktur patela itu langsung dirujuk. Tapi sebelum dirujuk kami kondisikan dulu supaya pasien bisa ditangani,” ujar Amsyar seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (8/7).

 

Berikutnya ada pasien dengan diagnosis demensia atau istilah awamnya pikun. Pasien ditengarai mengalami dehidrasi berat sehingga timbul gejala orang kebingungan. Setelah sempat dirawat inap semalam di KKHI Madinah, pada Ahad (7/7) siang pasien sudah dipulangkan kembali ke kloternya (BTH 01).

Gangguan kesehatan seperti yang dialami jemaah haji wanita (78 tahun) asal Kepulauan Riau ini kerap dijumpai pada kelompok lanjut usia (geriatri). Kondisi diperberat dengan kurangnya konsumsi cairan.

“Setelah kita berikan cairan dan terapi kondisinya cukup membaik dan tadi pagi sudah kita pulangkan,” kata Kepala Pelayanan Medik KKHI Madinah Az Hafid Nashar.

Gejala serupa juga dijumpai pada pasien ketiga yang saat ini masih dirawat di KKHI Madinah. Seorang pria berusia 76 tahun asal kloter SUB 02 sedang menjalani perawatan geriatrik pada instalasi psikiatrik. Hafid mengatakan kondisi pasien tersebut sekarang sudah semakin membaik dan bisa segera dikembalikan ke kloternya.

Sementara pasien terakhir yang baru saja masuk mengalami terkilir dan sesudah mendapatkan perawatan, kini ia sudah kembali ke kelompok terbangnya.

Terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka menyatakan bahwa semua pasien harus dikelola dengan baik terutama asupan cairan dan gizinya agar kasus-kasus seperti yang terjadi pada kelompok lansia tersebut dapat cepat tertangani.

"KKHI Madinah memberikan layanan kesehatan dasar dan spesialistik," ujarnya.

Ia menjelaskan, klinik yang baru saja diresmikan pada Mei 2019 lalu ini mempunyai 14 dokter umum, 13 dokter spesialis, 33 perawat dan beberapa tenaga kesehatan lainnya seperti ahli gizi, rekam medik dan sanitarian. Fasilitas kesehatan berlantai lima ini memiliki fasilitas lengkap mulai dari UGD, ICU, depo obat, laboratorium, ruang rawat inap hingga kamar tidur bagi petugas kesehatan haji daerah kerja Madinah dan bandara.

Layanan yang diberikan KKHI tidak bersifat eksklusif hanya melayani jamaah haji reguler Indonesia saja. Jamaah haji khusus dan warga negara Arab Saudi jika memang membutuhkan layanan kesehatan akan tetap dilayani. Berkaca dari layanan tahun-tahun sebelumnya, ia menyebut penyakit yang sering ditangani di KKHI Madinah diantaranya luka diabetes, kaki melepuh dan sengatan panas (heat stroke). N Rr Laeny Sulistyawati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement