Selasa 09 Jul 2019 20:19 WIB

Pedagang Bagikan Tips Penyimpanan Oleh-Oleh Haji

Pembeli bisa menitipkan oleh-oleh haji yang sudah dibeli untuk disimpankan pedagang.

CEO PT Aarti Jaya Heera Syahir Karim Vasandani memperlihatkan salah satu produk oleh-oleh haji di Bursa Sajadah, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
CEO PT Aarti Jaya Heera Syahir Karim Vasandani memperlihatkan salah satu produk oleh-oleh haji di Bursa Sajadah, Jakarta.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji biasanya tak melulu belanja oleh-oleh di Tanah Suci. Apalagi, kapasitas barang bawaan tentunya sangat terbatas.

Demi kepraktisan, banyak orang memilih untuk berbelanja di sentra oleh-oleh haji, seperti di Thamrin City, Jakarta Pusat. Lantas, bagaimana menyimpan oleh-oleh tersebut agar tetap segar hingga musim haji usai?

Baca Juga

Beberapa pedagang di sentra penjualan oleh-oleh haji dan umrah, Lantai 3A, Thamrin City, Jakarta, memberikan tips bagi para pembeli yang ingin buah tangannya tetap awet dan segar saat diberikan ke kerabat sepulang beribadah dari tanah suci. Pemilik kios oleh-oleh haji Rizky 2, Kiki, mengatakan, kurma, cokelat, dan buah-buah kering sebaiknya disimpan di lemari pendingin atau di tempat yang tidak terpapar sinar matahari.

"Kalau disimpan dengan benar, kurma bisa disimpan sampai satu tahun," kata Kiki.

Akan tetapi, kurma bertekstur agak keras, seperti ajwa, sebaiknya disimpan dalam lemari bersuhu ruangan. Hindari kurma ajwa dari paparan sinar matahari.

"Kalau kurma ajwa disimpan dalam lemari pendingin, teksturnya akan jadi lebih keras sehingga sulit dikonsumsi," jelas Kiki.

Sementara itu, Berlin, pemilik kios Al Andalous Fairouz, mengatakan pembeli sebaiknya menitipkan oleh-oleh yang telah dibayar ke penjual. Dengan begitu, makanan dan minuman yang telah dibeli akan terjamin kualitasnya dalam masa penyimpanan.

"Kami ada tempat penyimpanan khusus untuk oleh-oleh haji seperti kurma, air zam-zam, kacang-kacangan, dan buah kering," kata Berlin.

Menurut Berlin, banyak peserta haji dari luar Pulau Jawa seperti dari Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra yang menitipkan belanjaannya itu ke toko. Mereka biasanya membeli oleh-oleh dari jauh-jauh hari demi mendapatkan harga yang lebih terjangkau.

"Mereka tidak membawa pulang barang belanjaannya, tetapi dititip dulu. Nanti diambil saat pulang ibadah haji," jelas Berlin.

Walaupun demikian, Berlin mengatakan sebagian besar pedagang oleh-oleh haji di Lantai 3A Thamrin City, tidak mematok tarif untuk jasa penitipan tersebut.

Lantai 3A di Thamrin City, Jakarta Pusat, telah menjadi sentra penjualan oleh-oleh haji sejak 2018. Umumnya, pedagang yang ada di sana merupakan pindahan dari Tanah Abang.

Barang-barang yang dijual di sentra penjualan itu cukup beragam. Sebagian besar terdiri dari panganan dan camilan khas negeri Arab. Namun, ada juga yang menjual aneka sajadah, tasbih, dan pernak-pernik yang hanya ditemui di Tanah Suci, Makkah dan Madinah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement