IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah akan selalu memantau tata cara ibadah jamaah haji. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat menunaikan rangkaian ibadah Rukun Islam kelima itu sesuai syariat.
Menurut Kepala PPIH Daker Makkah Subhan Cholid, pihaknya sudah memiliki pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya. Pernah ditemukan sejumlah kasus, semisal jamaah takut kehilangan rombongannya sehingga mereka tak sempurna dalam melakukan rangkaian ibadah haji.
"Ada kasus jamaah yang tua melihat yang muda-muda sudah selesai dan ingin pulang, akhirnya ikut pulang. Padahal, misalnya, tawafnya baru tiga putaran, tapi karena takut tertinggal rombongan, dia tak menyelesaikannya. Hal seperti ini yang perlu diperhatikan," kata Subhan yang ditemui di Makkah, Arab Saudi, Kamis (11/7).
Maka dari itu, Subhan meneruskan, pihaknya akan selalu membantu setiap jamaah haji asal Indonesia. Tujuannya agar mereka benar-benar menunaikan ibadah haji sesuai tuntunan syariat. Pihaknya akan selalu memantau keadaan di lapangan.
Sementara itu, konsultan ibadah PPIH Daker Makkah KH Masrur Ainun Najih menuturkan, pembimbing ibadah haji harus selalu memastikan jamaah telah melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai syariat.
"Itu tugas utama kami. Teknisnya, kami akan berkoordinasi dengan tim pembimbing ibadah haji kloter dan ketua regu serta kepala rombongannya," kata Kiai Masrur.
Saat ini, pembimbing ibadah haji serta ketua rombongan dan kloter telah dibekali catatan check list untuk mengecek aktivitas ibadah setiap jamaah. Setiap mereka akan ditanya, apakah sudah melakukan rukun haji sesuai tuntunan. "Jika ternyata ada jamaah yang tak sempurna rangkaian ibadahnya, maka harus disempurnakan dulu," kata Kiai Masrur.
Selain itu, lanjut dia, nantinya di Masjidil Haram, Makkah, akan ada Tim Perlindungan Jamaah (Linjam). Di antara tugas tim ini adalah membantu memantau sempurnanya ibadah jamaah. Misalnya, ketika sedang sai, jamaah akan ditanya tentang jumlah putaran yang sudah dilaluinya.
Biasanya, yang kerap bermasalah dalam rangkaian ibadah adalah soal tawaf. "Misalnya, jamaah sedang dalam kondisi tak bersuci ketika tawaf," ujar dia.
Karena itu, penting bagi petugas untuk selalu mengingatkan setiap jamaah agar dapat berhaji dengan memenuhi rukun dan syarat, sesuai ketentuan fiqih. "Intinya kami semua ingin memastikan bahwa ibadah jamaah sudah sesuai syariat," kata Kiai Masrur.