Jumat 12 Jul 2019 15:45 WIB

Ketua Kloter Diminta Perhatikan Jamaah Lansia

Banyak dari jamaah lansia berangkat seorang diri tanpa sanak famili.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Dua jamaah haji furodah lansia telantar di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Rabu (8/8). Jamaah yang berangkag melalui jalur nonpemerintah itu ditinggal pihak-pihak yang memberangkatkan dan menjemput.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Dua jamaah haji furodah lansia telantar di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Rabu (8/8). Jamaah yang berangkag melalui jalur nonpemerintah itu ditinggal pihak-pihak yang memberangkatkan dan menjemput.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Sektor Khusus Masjid Nabawi, Kusnul Hadi mengimbau ketua kelompok terbang (kloter) agar selalu memperhatikan anggota kloternya, utamanya jamaah haji berusia lanjut.

Ia mengimbau kepada ketua kloter, terutama ketua regu (karu) dan ketua rombongan (karom) untuk selalu memperhatikan anggota para calon jemaah haji yang memiliki potensi di kloter. Terutama pada orang-orang sepuh yang tidak berdaya.

"Karu dan karom agar peduli terhadap anggotanya masing-masing. Seandainya ini bisa dimaksimalkan, insya Allah bisa teratasi hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Kusnul dalam keterangan yang didapat Republika, Jumat (12/7).

Menurut Khusnul yang sehari-hari bertugas di sektor khusus Masjid Nabawi, setiap hari ada saja jamaah lanjut usia yang tertinggal rombongan, kehilangan sandal, hingga kakinya melepuh.

"Banyak dari mereka yang berangkat seorang diri tanpa sanak famili. Pendamping mereka adalah kawan-kawan satu kloter," ujar Khusnul.

Khusnul mengatakan hingga hari keenam kedatangan jamaah haji di Madinah, kasus jamaah yang lupa arah pulang atau tertinggal rombongan banyak terjadi. Kebanyakan mereka adalah jamaah lanjut usia yang ingatannya tidak lagi baik.

"Mereka jangan diabaikan, kalau mereka (jemaah lansia) tidak kembali, secepatnya berhubungan dengan sektor khusus Madinah. Di setiap pintu kami ada anggota yang bisa mencari teman-teman yang kehilangan barang atau tersesat," lanjutnya.

Ia kembali menegaskan bahwa hal yang tidak diinginkan ini tidak akan terjadi jika para jemaah yang satu kloter dengan lansia saling memperhatikan. Oleh karenanya, Khusnul mengimbau agar ketua kloter memberikan perhatian lebih terhadap anggotanya yang berusia lanjut.

Terlebih jemaah lansia jumlahnya sekitar 63 persen dari 214.000 total jamaah haji reguler asal Indonesia. Untuk itu, ia memandang perlu dilakukan pemetaan untuk mengetahui siapa saja jemaah yang memerlukan pendampingan untuk meminimalisir kasus kecopetan, kehilangan, atau lupa arah pulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement