REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Shalat Isya berjamaah baru saja selesai dilaksanakan di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Sejumlah jamaah mulai beranjak meninggalkan tempat shalatnya masing-masing. Mereka hendak kembali ke penginapan. Sebagian lagi masih berdiam diri. Beberapa tampak menggumamkan zikir.
Saya baru menuju Sektor Khusus Masjid Nabawi. Di sanalah tempat pelayanan untuk membantu jamaah haji Indonesia. Baru beberapa menit berselang, datanglah seorang jamaah asal Klaten. Dia membawa seorang jamaah lainnya yang duduk di atas kursi roda.
Berbincang sebentar, ternyata lelaki paruh baya di kursi roda itu bernama Sutikno bin Suwito bin Abdullah. Asalnya, Embarkasi Medan, Sumatra Utara.
Dia ternyata sengaja memisahkan diri karena memiliki suatu keinginan untuk segera ditunaikan. "Saya ingin berziarah ke makam Rasulullah," ujarnya singkat.
Ada perasaan ragu untuk membawanya lantaran tampak Masjid Nabawi saat ini padat dan ramai oleh jamaah. Memang, kompleks makam Rasulullah SAW dan juga Raudhah selalu ramai dengan jamaah. Hampir setiap waktu lokasi itu dipadati peziarah.
Wajar saja. Sebab, Raudhah dan makam Rasulullah selalu menjadi lokasi favorit. Tentunya, bukan hanya Kakek Sutikno yang menaruh rindu. Seluruh umat Islam juga merindu Baginda Nabi Muhammad SAW. Sangat ingin berkunjung ke Madinah dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, kendati melalui mimpi.
Allahumma shalli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.
Saya sampaikan kepada jamaah ini, kemungkinan kecil bisa masuk mendekat Raudhah atau area sekitar kompleks makam Rasul SAW. Alasannya selain padat, Kakek Sutikno juga menggunakan kursi roda. "Kata orang yang pernah ke sini (Masjid Nabawi --Red), kalau yang memakai kursi roda diberi kemudahan untuk masuk," ujarnya.