IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Tingkat kepadatan di Masjid al-Haram terjadi pada waktu Isya dan Subuh. Usai pelaksanaan dua shalat tersebut, jamaah asal Indonesia diminta tidak langsung keluar Masjid al-Haram. Demikian disampaikan Pengendali Teknis Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi 2019, Oman Fathurahman.
"Oleh karenanya, kita anjurkan kepada jamaah, seandainya pada jam kepadatan, supaya setelah shalat Isya menunggu 30 menit sampai 1 jam. Untuk itikaf atau perbanyak zikir," kata dia, Senin (22/7).
Oman berharap, jamaah haji Indonesia agar nantinya tidak terjebak kemacetan atau mesti menunggu bus Shalawat terlalu lama di terminal, maka sebaiknya beriktikaf saja di Masjid al-Haram selepas dua shalat fardu tersebut.
"Maksimalkan waktu di Masjid al-Haram sebelum kembali ke pemondokan," kata Oman.
Sementara, Kepala PPIH Daker Makkah, Subhan Cholid menyarankan jamaah haji untuk pergi umrah dan beribadah di Masjid al-Haram pada waktu Dhuha dan ba'da Isya. Sebab, itulah waktu ketika kondisi di Masjid al-Haram dan bus shalawat pengangkut jemaah agak lengang.
"Bada isya, sekitar jam 10 malam itu sudah cukup lengang terminalnya. Sehingga jemaah bisa berangkat ke Masjid al-Haram dan tidak akan bertubrukan dengan jemaah yang baru selesai shalat," ujar Subhan.
Salah satu kiat yang diungkapkan Subhan untuk mengetahui kondisi kepadatan di Masjidil Haram adalah memantaunya lewat layar televisi. " Di tiap hotel kan ada yang menayangkan siaran langsung Masjid al-Haram, nah pantau di sana. Kalau terlihat agak lengang, silakan segera berangkat," ujarnya.