IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti lima persoalan kesehatan yang biasa dialamai jamaah haji Indonesia, jelang kepadatan dan kegiatan yang terpusat di Makkah.
“Inti persoalan kesehatan jamaah haji Indonesia (ada lima),” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaj) Kemenkes, dr Eka Jusuf Singka kepada Republika.co.id, Rabu (31/7).
Pertama, dia menyebut terkait perilaku jamaah haji. Menurut dia, belum semua jamaah haji sadar bahwa ibadah haji perlu ditopang kondisi kesehatan yang baik. Kedua, masalah konsumsi air. Dia menyebut masih ada jamaah haji yang belum khawatir dengan kondisi dehidrasi. Karena itu, tim kesehatan selalu mengimbau jamaah haji banyak minum air.
Ketiga, kondisi cuaca Saudi yang panas. Menurut dia, jamaah haji harus selalu terlindungi dari cuaca yang panas, misalnya mengunakan payung dan mengunakan semprotan air.
Keempat, jamaah haji mengalami kelelahan. Eka mengatakan kondisi kelelahan memicu kondisi yang kurang prima pada jamaah haji. Kelima, kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan sosial. “Kelima hal tersebut menyebabkan jamaah haji mengalami sakit, atau memperberat kondisi sakitnya,” ujar Eka.
Dia tidak menampik kepadatan jelang puncak haji memberi tantangan tersendiri bagi tim kesehatan. Apalagi, mengingat jumlah tim kesehatan tidak sebanding dengan jumlah jamaah haji yang terpusat di Makkah.
“Kendala pasti ada, jumlah tim kami dibandingkan jamaah haji yang ada di Makkah sangat tidak sebanding,” kata dia.
Eka mengatakan pola kerja tim kesehatan, salah satunya melakukan pemantauan secara intensif kepada jamaah haji di Masjid al-Haram. Jika tim mendapati jamaah sedang sakit, maka langsung melakukan penanganan secara cepat dan evakuasi ke rumah sakit terdekat.
Kendati demikian, menurut dia, pemantauan terhadap jamaah haji juga melibatkan semua pihak, termasuk kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) dan jamaah sendiri. Salah satu hal yang dapat dilakukan, yakni saling mengingatkan banyak meminum air dan memakan buah-buahan. n Umi Nur Fadhilah