Jumat 02 Aug 2019 07:20 WIB

Layanan Fast Track Haji di Embarkasi, Seperti Apa?

Jamaah tak perlu lama menunggu proses pemeriksaan termasuk barang bawaan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Kedatangan jamaah calon haji Indonesia Kloter JKG 1 yang mendarat pada pukul 13:30, di Gate Road makkah Bandara Prince Mohammad Abdulaziz International Airport, Madinah, Ahad (7/7). Ini merupakan kedatangan pertama dengan menggunakan layanan fasttrack, yang hanya membutuhkan waktu 15 menit dari turun pesawat sampai jamaah menaiki bus.
Foto: Darmawan/MCH
Kedatangan jamaah calon haji Indonesia Kloter JKG 1 yang mendarat pada pukul 13:30, di Gate Road makkah Bandara Prince Mohammad Abdulaziz International Airport, Madinah, Ahad (7/7). Ini merupakan kedatangan pertama dengan menggunakan layanan fasttrack, yang hanya membutuhkan waktu 15 menit dari turun pesawat sampai jamaah menaiki bus.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) memastikan manajemen haji tahun ini sudah teritegrasi dengan baik. Jamaah tidak perlu lagi lama menunggu proses pemeriksaan termasuk untuk barang bawaan.

"Insya Allah manajemennya tahun ini sudah bagus," kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Pondok Gede, Saiful Mujab, saat dihubungi Republika, Kamis (1/8).

Saiful menuturkan, pada tahun ini, khususnya untuk Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKS) dan Jakarta-Bekasi (JKG) tidak lagi ada pemeriksaan barang bawaan ketika di Bandara Kedatang di Saudi.

"Setelah koper itu aman dari pemeriksaan, maka koper itu sudah dipegang Wukal Almuwad Arab Saudi dan itu langsung ketemunya di hotel sudah tidak diperiksa dan itu berlaku seluruh embarkasi," ujarnya.

Itu karenanya, kata dia, kenapa koper calon jamaah haji ketika sampai di masing-masing embarkasi diperiksa PPIH. Pemeriksaan koper jamaah itu tujuannya untuk mengeluarkan barang bawaan yang tidak sesuai dengan standar pernerbangan.

Saiful memastikan, PPIH tidak begitu saja mengeluarkan barang bawaan jamaah yang ada di dalam koper. PPIH terlebih dahulu akan meminta izin pemilik koper mengeluarkan barang bawaan yang tidak boleh dibawah terbang ke Tanah Suci.

"Jadi yang bongkar itu juga orang yang punya kopernya dan kalau kita yang periksa disaksikan," katanya.

Selanjutnya kata Saiful, barang-barang bawaan jamaah yang sudah dikeluarkan itu disimpan di embarkasi. Barang-barang tersebut baru bisa diambil setelah pulang dari Saudi. Atau barang tersebut, jika masih memungkinkan bisa dibawa kembali ke rumahnya masing-masing oleh keluarganya yang mengantarkan sampai embarkasi.

"Kalau masih ada keluarganya bisa dibawa pulang langsung kalau gak ada dititipkan begitu pulang baru diambil lagi. Makanya kalau kloter datang pulang itu barang ditumpuk di tempat penitipan untuk mengatahui punya siapa saja," katanya.

Saiful menyampaikan, khusus untuk jamaah embarkasi JKS dan JKG, pihak Wukal Almuwad Arab Saudi tidak memeriksa dokumentasi keimigrasian baik di Bandara asal maupun Bandara Kedatangan. Sehingga bisa dipastikan jamaah asal wilayah DKI Jakarta, Banten, Lampung, Jawa Barat Bekasi, Bandung dan Bogor tidak ada proses pemeriksan lagi.

"Nah ini yang membedakan DKI atau untuk jamaah yang diberangkatkan di Bandara Cengkareng itu sudah diberlakukan fast track/pre daparture clearance di Arab Saudi," katanya.

Sehingga kata dia, meski jamaah masih ada di embarkasi atau di Bandara Cengkareng itu seakan sudah ada wilayah Arab Saudi. Karena, kata dia,  ketika jamaah begitu tiba di asrama haji sudah check in migrasi Arab Saudi.

"Nah nanti begitu sampai Cengkareng itu sudah langsung diterima Imigrasi Arab Saudi. Begitu nanti turun di sana itu orang itu sudah lewat pintu khusus langsung masuk bis langsung ke hotel," katanya.

Jadi kata Saiful, jamaah asal JKS dan JKG ketika tiba di bandara kedatangan sudah tidak mengalami proses pemeriksaan imigrasi dan rekam biometrik. Sementara pemeriksaan imigrasi dan rekam biometrik itu masih diberlakukan di embarkasi selain JKS dan JKG.

"Meski diperiksa tidak lama. Hanya menempelkan satu jari untuk mencocokan. Sebelumnya 10 jari bisa memakan waktu sampai 5-6 jam," katanya.

Kemudahan untuk embarkasi JKS dan JKG itu itu kata dia, sudah masuk tahun ke dua untuk. Dan kemudahan itu juga akan diberlakukan di setiap embarkasi secara bertahap.

"Itu khusus Embarkasi Cengkareng yang Insya Allah mau diberlakukan nanti seluruh embarkasi," katanya.

Saiful menuturkan, alasan, hal tersebut baru diterapkan di embarkasi JKS dan JKG itu karena mengikuti kebijakan Arab Saudi. Kata dia, kalau diberlakukan terhadap seluruh embarkasi di Indonesia Saudi belum siap dengan sumber daya manusi (SDM).

"Pertimbangan embarkasi belum itu karena tenaga di sananya (Saudi). Karena kita ini punya pulau yang panjang, lebar dan terpencar jadi ini kebijakan dari Saudi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement