IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tanpa diduga Habib Riziek Shihab memberikan khutbah di antara Jamaah Haji yang melakukan wukuf di Arafah. Khotbah dia tersebar di berbagai media sosial. Bahkan di Youtube rekaman khutbahnya sudah diunggah semenjak pagi di hari Lebaran Idul Adha kali ini (10/8/2019).
Dalam khutbah selama 24 menit di depan sebuah rombongan Jamaah Haji yang tengah wukuf di Arafah, Riziek bicara tidak dalam banyak tema. Isi khutbahnya hanya berisi pesan agar para jamaah haji beriman dan bertakwa secara penuh kepada Allah dan Rasul dengan menjalankan perintah serta menjauhi larangannya seperti mencontoh keimanan nabi Irahim, Ismail, dan Siti Hajar (isteri nabi Ibrahim).
‘’Saya pesankan kepada diri saya dan seluruh jamaah haji yang tengah wukuf agar selalu bertawa. Haji itu Arafah, wukuf adalah jantungnya haji, Wukuf ini memiliki arti sangat penting yakni menentukan bisa diterima atau tidaknya ibadah haji yang kita tengah jalankan itu.”
‘’Maka bertakwalah. Jalankan perintah Allah, jalankan shalat, zakat, dan rukun Islam dan Iman lainnya dengan meninggalkan larangan dan menjalankan perintahnya,’’ pesan Riziek lagi.
Habib Riziek Shihab ketika memberikan khutbah di depan jamaah haji yang tengah wukuf di Arafah, (10/A/2019).
Selanjutnya, Riziek, mengatakan semua jamaah harus pula bersedia menjadi pribadi yang secara total mengikhlaskan diri kita kepada Allah semata. Semua berserah kepadanya sembari terus berharap dan selalu menunggu rahmat dan magfirahnya.
‘’Saat orang beriman sudah duduk di Arafah melakukan wukuf, maka pada saat itu jutaan rahmat yang tak terhingga turun dari Allah. Di hari ini tak ada lagi iblis menghalangi rahmat Allah. Maka celakalah seseorang bila ke luar dari wukuf di Arafah, tak mendapat ampunan dari Allah Swt,’’ tegasnya.
Selain itu, lanjut Riziek melakukan wukuf di Arafah membuat setiap Muslim rendah hati serta menanggalkan semua atribut keduniawian.’’Di pandang Arafah ini kita lihat semua umat Islam dari seluruh dunia duduk bersimpuh. Tidak ada yang beda pada hari ini, tak ada lagi perbedaan mana yang kuasa dan jelata, mana yang rakyat dan mana yang raja. Semua sama.’’
Sehingga kata Riziek, melakukan wukuf di Arafah adalah komitmen untuk melakukan ‘taubatan nashuha’. Untuk itu ke depan semua khilaf dan dosa dimintakan ampunan, dan mulai hari ini hendaknya semua tindakan dosa dan maksiat ditanggalkan.
‘’Terlalu banya dosa dan maksiat yang kita bawa ke negeri ini (Arafah). Kita berharap ke depan setelah kembali ke tanah air, semuanya keburukan kita tanggalkan dan harus hidup menjadi manusia yang lebih baik. Di Arafah ini hendaklah semuanya bisa bercermin tentang dahysatnya pengorbanan Ibrahim, Ismail dan Hajar. Di sini tercermin adanya iman tanpa keraguan, sebuah iman tingakatan iman yang paling tinggi.”
Mengapa meneledani iman Ibrahim, Ismail, dan Hajar menjadi sangat penting? Habib Riziek mengatakan: "Di mana mana manusia disuruh menyembelih anaknya. Tapi Ibrahim As tak pernah ragu. Dia yakin itu adalah wahyu Allah Swt dan dijalankannya dengan tanpa ragu. Dan hebatnya Ismail pun menerima: ‘Ayahanda, laksanakan saja bila itu perintah Allah. Laksanakan saja. Tak perlu ragu.' Jadi ini, subhanallah, sebuah cermin dari iman tanpa keraguan.’’
‘’(Maka) kalau itu sudah merupakan perintah Allah laksanakan saja. Tak perlu keraguan. Jadi laksanakan apa yang diperintah Allah dan Rasullnya. Apa saya yang diperintahkannya laksanakan saja,’’ tegasnya beberapa kali.
Menurut Habib Riziek, bila Allah sudah mengatakan sesuatu sebagai terlarang atau haram, maka itu sudah haram sampai kapanpun. Tak boleh diubah atau direvisi.’’Misalnya minuman keras haram, maka ya haram dengam alasan apa pun. Alhasil, meski mendatangkan devisa negara yang dibutuhkan pembangunan infatruktur, ya tetap saja larang. Ayat suci adalah harga mati dan wajib dijunjung tinggi. Tidak bisa diganti dengan apa pun.’’
‘’(Dan) demi Allah saya pun begitu, Saya tetap akan terus berjuang menjunjung tinggi ayat suci di atas segalanya. Saya cinta NKRI, saya cinta Indonesia. Saya tidak mau negara saya ini dimurkai Allah, saya tidak mau mereka ditimpakan bencana oleh Allah. Saya cinta mereka, saya inginkan negara kita negara ‘baldatun thoyibah warabbun ghafur,’’ kata Riziek.
Hujan Di Akhir Wukuf
Sementara suasa wukuf yag berakhir semalam, berlangsung khidmat dan tertib. Evakuasi jutaan jamaah haji menuju Mina melalui Mudzlaifah pun lancar.
‘’Memang menjelang Maghrib sempat turun hujanyang disertai angin dan petir. Untungnya tidak ada banjir di sini. Hujan ini terjadi menjelang matahari tenggelam atau di akhir waktu wukuf. Setelah itu para jamaah pun bergerak ke Mina dengan naik bus. Dan pagi ini saya dan rombongan sudah berada di Mina. Alhamdulillah,’’ kata jamaah haji asal Kebumen, Siti Rohmah.
Keterangan foto: Suasana hujan yang disertai petir dan angin di penghujung waktu wukuf. Hujan itu turun secara lebat jelang Maghrib tiba.(kredit foto:Suwiryo)
Keterangan foto: Jamaah haji indonesia setelah melakukan wukuf di Arafah, kini sudah berada di Mina untuk melempar jumrah.