Senin 12 Aug 2019 16:18 WIB

Keselamatan Rawan, Jamaah Diimbau Taat Jadwal Lempar Jumrah

Jadwal lemparah jumrah agar menghindari penumpukan massa.

Jamaah haji dari berbagai negara meninggalkan Mina setelah melempar jumrah, Kamis (23/8) waktu setempat. Selanjutnya mereka melakukan tawaf wada dan  berangsur-angsur akan kembali ke tanah air masing
Foto: Dar Yasin/AP
Jamaah haji dari berbagai negara meninggalkan Mina setelah melempar jumrah, Kamis (23/8) waktu setempat. Selanjutnya mereka melakukan tawaf wada dan berangsur-angsur akan kembali ke tanah air masing

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Jamaah haji Indonesia diminta tunduk pada jadwal lempar jumrah yang telah dibuat Pemerintah Arab Saudi. Hal tersebut untuk keamanan dan kesalamatan jamaah haji Indonesia sendiri.  

"Penanggung jawab pelaksanaan ibadah haji adalah Arab Saudi dan mereka berkewajiban menghormati dan melindungi jamaah haji," kata Konsultan PPIH Arab Saudi, KH Masrur Ainun Najih, di Mina, Makkah, Arab Saudi, Senin (12/8). 

Baca Juga

Menurut Kiai Masrur, jadwal lempar jumrah yang dibuat Pemerintah Arab Saudi semata-mata mempertimbangkan keamanan dan keselamatan jamaah haji. Apalagi dalam prinsip Islam, justru yang namanya memelihara jiwa dan  keselamatan orang menjadi esensi syariat itu sendiri. "Karena jumlah jamaah haji itu jutaan dan pada lokasi yang sangat terbatas karena itu diatur agar jamaah haji bisa beribadah dengan aman dan selamat," kata Kiai Masrur.  

Menurut Kiai Masrur, memang dalam ibadah haji ada waktu-waktu yang lebih utama. Di antaranya, lempar jumrah pada 10 Zulhijah yang waktu utamanya pada waktu dhuha.   

Tetapi, jamaah haji Indonesia dijadwalkan setelah Zhuhur. "Tidak apa-apa dan tidak mengurangi nilai ibadah. Justru Pemerintah Indonesia mengharapkan jamaah haji tunduk pada peraturan itu," kata Kiai Masrur.

Sebelumnya, Ahad (11/8) pagi, ada tujuh orang  yang terdiri dari tiga orang lelaki dan empat orang wanita, sudah berada di aula Kantor Urusan Haji Indonesia Makkah. Mereka yang masih berpakaian ihram lengkap sedang disuguhi minuman dan makanan oleh para petugas haji yang piket di kantor. 

Tujuh orang itu, enam berasal dari kloter dan embarkasi yang sama yaitu embarkasi MES (Medan). Sementara, satu orang lelaki berasal dari Kloter 1 PLM (Palembang).  Mereka baru saja terpisah dari rombongannya. Mereka terpisah karena kehabisan tenaga untuk melempar jumrah lima jam sebelumnya.  

“Saya baru sampai di tenda dari Arafah dan Muzdalifah di Mina sekitar pukul 02.30 WAS langsung diajak untuk melempar jumrah. Katanya nanti kalau langsung jalan bisa ketemu waktu yang paling utama yaitu setelah Shubuh sampai waktu dhuha,” kata Nasruddin (75 tahun).

Dia yang diajak pembimbing ibadah tempat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)-nya bergabung, manut saja diajak. Apalagi setelah dia mendengar anjuran dari pembimbing ibadahnya bahwa disebut waktu utama karena Nabi Muhammad melempar jumrah pada waktu subuh setelah di mabit di Muzdalifah.

Padahal, berdasarkan jadwal lempar jumrah yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi, jamaah haji Indonesia dilarang melakukan lempar jumrah pada pukul 04.00 WAS hingga 10.00 WAS.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement