IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Sebanyak 20 orang jamaah haji diketahui wafat pada hari ketiga di masa puncak penyelenggaraan ibadah haji. Kelelahan dan dehidrasi diduga menjadi penyebab memburuknya kondisi fisik jamaah.
"Sampai Senin (12/8) kemarin ada 20 (yang wafat) di Arafah dan Mina," kata Kepala Seksi Kesehatan PPIH Arab Saudi Daker Makkah, M Imran, Selasa (13/8).
Selama puncak haji, jamaah yang sudah memiliki riwayat penyakit sebelumnya cenderung menyiapkan tenaga ekstra untuk pelbagai prosesi, semisal lempar jumrah.
"Ya, kelelahan dan dehidrasi memicu penyakit sebelumnya menjadi semakin berat," kata Imran.
Sementara itu, hingga pukul 10.00 waktu Arab Saudi (WAS), Selasa (13/8), jumlah keseluruhan jamaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia bertambah menjadi 138 orang.
Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka mengatakan, pihaknya sudah sering memberikan edukasi kepada jamaah yang ingin melempar jumrah. Salah satunya, bagi jamaah lansia dan sakit tidak usah ikut melempar jumrah. Tetapi, sebaiknya ibadah mereka itu dibadal atau digantikan.
"Agar dibadalkan saja melontarnya. Masih banyak yang masih muda yang menggantikan jamaah dalam keadaan sakit," kata Eka.
Selain itu, jamaah yang melempar jumrah sebaiknya tidak melakukan saat matahari terik. Kemudian, selalu memakai alat pelindung diri. "Selalu pakai payung, pakai kacamata, gencarkan gerakan minum bersama," kata Eka.
Koordinator Tim Gerak Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi, Erick Erwinsyah, memberikan pelbagai tips untuk jamaah haji bisa menjaga kesehatan saat pelaksanaan Armuzna.
Pertama, dia mengimbau agar wukuf dilaksanakan di dalam tenda. “Jangan terlalu sering keluar tenda kalau tidak ada keperluan, mengingat suhu sangat panas,” kata Erick, Jumat (9/8).
Selanjutnya, jamaah disarankan meminum air satu gelas. Asupan air minum setidak-tidaknya satu gelas untuk satu jam.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengaku sangat bersyukur dan terkejut dengan kondisi kesehatan jamaah haji tahun ini yang semakin baik. "Alhamdulillah saya juga sangat bersyukur, surprise juga buat saya tahun ini kondisi kesehatan jamaah relatif lebih baik," kata Lukman.
Sejak di Arafah, rujukan jamaah di pos kesehatan di Arafah dan Mina jauh menurun. "Jauh berkurang dibanding tahun lalu padahal tahun ini jumlah lansia makin banyak dan jumlah jamaah juga mengalami tambahan 10.000 tapi alhamdulillah kondisi jamaah lebih baik dibanding tahun lalu," kata Lukman.
Menurut Menag, hal tersebut tak lepas dari upaya Tim Promotif dan Preventif (TPP) Kemenkes yang sejak di Tanah Air sudah bekerja dengan baik. "Jadi memang sejak awal sejak di Tanah Air khususnya para calon jamaah yang memang lansia, yang risti itu memang mendapatkan penanganan khusus dari tim kesehatan kita sehingga kemudian ya Alhamdulillah ketika di Tanah Suci mereka bisa ditangani dengan baik," kata Lukman.