Kamis 15 Aug 2019 07:19 WIB

Visitasi Bimbingan Ibadah untuk Jamaah Haji Penuhi Target

Jumlah visitasi petugas bimbingan ibadah haji disebut telah mencapai target tahun ini

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Sejumlah jamaah haji asal Palembang mendengarkan tausiyah dari pembimbing ibadah di sekitar Masjid Al-Ghamamah, Madinah, Jumat (26/7). Menjelang keberangkatan ke Makkah, jangan diingatkan untuk senantiasa menjaga niat ibadah haji.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
(Ilustrasi) Sejumlah jamaah haji asal Palembang mendengarkan tausiyah dari pembimbing ibadah di sekitar Masjid Al-Ghamamah, Madinah, Jumat (26/7). Menjelang keberangkatan ke Makkah, jangan diingatkan untuk senantiasa menjaga niat ibadah haji.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jumlah kunjungan atau visitasi penyuluhan ibadah oleh PPIH Arab Saudi diketahui mencapai target. Pada sebelum pelaksanaan puncak haji, seluruh kelompok terbang (kloter) yang berjumlah 529 grup telah mendapatkan penyuluhan dari pembimbing maupun konsultan ibadah PPIH Arab Saudi.

Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Makkah, Yendra Al Hamidy. Menurut dia, visitasi sebelum puncak haji bertujuan untuk memberikan bekal kepada jamaah.

Baca Juga

Misalnya, hal-hal yang berkaitan dengan melontar jumrah, ihram, kriteria batalnya ihram, atau tawaf.

“Kadang-kadang ada jamaah yang tawafnya kurang dari tujuh. Maka, petugas bimbingan ibadah harus mendata itu dan meminta jamaah tersebut untuk menyempurnakan (tawaf),” kata Yendra, Kamis (15/8).

Menurut Yendra, petugas bimbingan ibadah dan konsultan ibadah bertugas untuk mengedukasi jamaah apakah sudah menjalankan rukun, syarat, dan larangan haji.

“itu minimal, kalau rukun sudah, syarat sudah, larangan udah, maka manasik hajinya sudah dikuasai,” kata Yendra.

Oleh karena itu, petugas bimbingan ibadah dan konsultan ibadah di tiap sektor memberikan pencerahan tentang manasik ibadah haji.

Yendra menyebut, jumlah visitasi itu sudah mencapai 529 kloter. Ini bersesuaian dengan jumlah kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia pada tahun yang sebanyak 529 grup.

“Minimal 1 kloter satu kali pertemuan. Minimal terpenuhi sebelum puncak haji di Armuzna,” ucap Yendra.

Jumlah visitasi tersebut sebenarnya lebih banyak lagi. Sebab, ada beberapa kloter yang terpecah penyebaran hotelnya.

Yendra mengatakan, di setiap sektor yang terdiri atas beberapa kloter, mereka diiringi dua orang petugas bimbingan ibadah dan dua orang konsultan ibadah. Adapun cakupan tugas pembimbing ibadah lebih kepada masalah administrasi, sedangkan konsultan lebih kepada penyuluhan ibadah.

 

Menjaga Mabrurnya Haji

Setelah puncak haji usai, petugas bimbingan ibadah dan konsultan ibadah juga akan dikirim lagi ke masing-masing kloter. Fokusnya bukan lagi soal manasik haji, tetapi lebih pada penyuluhahan. Hal ini agar jamaah mengetahui dan menjaga kemabruran ibadah haji mereka.

Sementara itu, Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Makkah, KH Ahmad Wazir menuturkan, visitasi ini dilakukan untuk menyampaikan soal teknis ibadah kepada jamaah. Mulai dari pelaksanaan mikat, puncak haji, hingga masalah haid pada jamaah haji perempuan.

Menurut Kiai Ahmad, bimbingan yang dilakukan kepada jamaah memang harus berlapis-lapis. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, tim pembimbing ibadah haji Indonesia (TPIHI), hingga sampai ke level PPIH daerah-daerah kerja (daker) di Arab Saudi.

"Tujuannya adalah edukasi dan manasik di semua level berjalan maksimal dan baik," ungkap Kiai Ahmad.

Karena itu, lanjut dia, perlu adanya visitasi atau kunjungan konsultan ibadah di tingkat daker ke sektor-sektor. Ini untuk memastikan agar kegiatan bimbingan ibadah bisa berjalan dengan baik.

KH Masrur Ainun Najih yang juga seorang konsultan ibadah pada PPIH Daker Makkah menuturkan, seorang pembimbing ibadah haji harus selalu memastikan bahwa jamaah telah melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai tuntunan syariat.

"Itu tugas utama kami. Teknisnya, kami akan berkoordinasi dengan tim pembimbing ibadah haji kloter dan ketua regu serta kepala rombongannya," kata Kiai Masrur.

Saat ini, pembimbing ibadah haji serta ketua rombongan dan kloter, dibekali check list untuk mengecek aktivitas ibadah sesusai syariat. Setiap ibadah akan ditanya apakah sudah melakukannya sesuai tuntunan.

"Jika ternyata ada jamaah yang tak sempurna rangkaian ibadahnya, maka harus disempurnakan dulu," kata Kiai Masrur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement