IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit batuk merupakan masalah kesehatan yang paling banyak menyerang jamaah haji selama di Tanah Suci. Tentunya, serangan batuk cukup mengganggu kelancarnya pelaksanaan ibadah haji.
Salah satu dokter di Pusat Kesehatan Haji Citra Kurniasari Ilyas Nampira mengatakan, batuk yang terjadi pada jamaah haji bisa saja karena memang jamaah sudah mempunyai permasalahan pada paru sebelumnya.
"Misalnya bronkitis, sinusitis, Penyakit Paru Menahun (PPM) atau asma bronkial yang memburuk saat berada di Tanah Suci," kata Citra saat berbincang dengan Republika.co.id, belum lama ini.
Dokter spesialis kesehatan penerbangan ini mengatakan, jamaah yang sering menderita penyakit batuk kebanyakan jamaah laki-laki. Sebab jamaah laki-laki sering menderita PPM karena kebiasaan merokok.
"PPM adalah penyakit paru yang telah berlangsung lama atau menahun yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif atau cepat," katanya.
Citra menuturkan, faktor risiko dari PPM seperti kebiasaan merokok, debu dan bahan kimia (alergen), polusi udara, dan infeksi paru berulang. Gejala PPM antara lain batuk berdahak dan sesak napas terutama bila beraktivitas.
"Penderita PPM akan mengalami sesak napas yang semakin lama semakin bertambah berat. Penyakit ini sering meningkat atau timbul pada usia di atas 40 tahun," katanya.
Menurut Citra, jamaah haji dengan PPM umumnya adalah perokok. Untuk itu jamaah haji dengan PPM harus berkonsultasi ke dokter secara teratur, minum obat sesuai anjuran, istirahat yang cukup (6-8 jam), hindari kegiatan yang melelahkan, membiasakan gaya hidup sehat, konsumsi makanan sehat (perbanyak sayur dan buah-buahan), hindari stres, jangan merokok.
"Serta gunakan selalu masker saat berada di Arab Saudi untuk menghindari debu sebagai penyebab kambuhnya penyakit ini," katanya.
Salah satu keluhan kesehatan para jamaah haji yang sangat menganggu adalah batuk berkepanjangan. Batuk ini sangat menyiksa, terutama malam hari. Tenggorokan terasa gatal, kering, dan bahkan membuat sulit tidur sampai suara jadi hilang.
Perbedaan cuaca antara Indonesia dan Arab Saudi dapat memicu terjadinya iritasi pada saluran pernapasan atas. Kelembapan udara di Tanah Suci sangat rendah, udara kering dan panas. Apalagi saat para jamaah kurang minum, maka batuk akan semakin sering dan terasa nyeri.
"Oleh karena itu jamaah haji dianjurkan untuk minum air sesering mungkin, lebih sering dari yang biasa dilakukan saat di Tanah Air untuk mencegah sakit tenggorokan dan batuk," katanya.
Tenggorokan yang kering memudahkan terjadinya iritasi bahkan infeksi sehingga harus terus dibasahi dengan sering minum. Untuk itu jamaah selalu banyak minum air putih demi kesehatannya.