IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kebutuhan gizi jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah dan Madinah cukup. Kecukupan asupan gizi dibutuhkan jamaah dalam menjalankan aktivitasnya.
Penanggung Jawab Gizi KKHI Makkah, Bunaini, mengatakan setiap harinya jamaah yang di rawat di KKHI mendapat jatah tiga kali makan (pagi, siang, malam) dan dua kali snack (pagi, sore) serta ditambah dengan susu setiap pagi.
"Tugas kami di sini menyediakan makanan bagi jemaah sakit dan petugas. Semuanya dari katering, kita hanya mengelola dan mengawasi," kata Bunaini melalui keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Rabu (28/8).
Dia mengatakan, pasien yang datang ke KKHI pada tengah malam atau dini hari, akan langsung disediakan kudapan roti dan susu. Sementara pasien yang dipulangkan dari KKHI diberikan paket konsumsi untuk bekal selama perjalanannya kembali ke kloternya.
Menurutnya, yang berbeda dalam penyiapan makanan bagi jamaah haji sakit ialah dalam hal pengaturan diet dan asupan gizi. Jenis dan komposisi gizi yang terkandung di dalamnya disesuaikan dengan penyakit dan rekomendasi dari dokter.
Misalnya, untuk pasien-pasien tertentu dibutuhkan makanan dengan kandungan gula, garam dan lemak yang lebih rendah. Selanjutnya bagian gizi memesan secara khusus kepada pihak katering sesuai kebutuhan.
"Kami juga mengawasi diet bagi jamaah sakit, misal DM (diabetes melitus). Dari diagnosis dokter kemudian kita koordinasi dengan pihak katering," ujar Bunaini.
Bunaini mengatakan, bagian gizi tidak menyediakan makanan langsung melainkan bekerjasama dengan katering yang telah ditunjuk. Bunaini pun tidak bekerja sendiri, ia didukung oleh seorang ahli gizi dan sejumlah tenaga pendukung kesehatan.
Sementara itu Pira Afriatin, bagian gizi TKHI Makkah mengatakan, penyediaan makanan bagi jamaah haji yang sakit tidak hanya fokus di KKHI Makkah. Akan tetapi juga pada pasien yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit Arab Saudi.
Menurutnya, beberapa pasien memang perlu disiapkan makanan oleh timnya karena alasan jenis penyakit dan ketersediaan yang ada di RS tersebut terkadang tidak sesuai dengan selera orang Indonesia. "Untuk jamaah haji sakit yang di RS Arab Saudi juga kita kasih bubur dan kurma," katanya.
Hal tersebut, kata dia, sesuai permintaan dari tim visitasi, sesuai jumlah orang yang dirawat di RS Arab Saudi. Misalnya pada pagi pasien disediakan roti dan susu. Pasien baru bisa makan nasi saat makan siang dan sorenya kembali makan roti.
Tak hanya dalam hal penyediaan dan pengawasan distribusi makanan. Bagian gizi KKHI Makkah juga terlibat memberikan edukasi tentang gizi pada pasien. Edukasi ini disampaikan secara langsung kepada pasien di ruang perawatan maupun melalui penyuluhan kesehatan di kloter-kloter bersama tim promotif preventif (TPP).
Setiap harinya, kata Pira, ahli gizi akan mengunjungi ruang rawat inap sebanyak dua kali untuk melihat perkembangan pasien. Pada waktu-waktu tertentu, mereka juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pasien di RS Arab Saudi, bahkan menyuapi pasien yang sulit makan, sambil menyampaikan pesan kesehatan.
Kepada jamaah haji Indonesia pada umumnya, tim bagian gizi KKHI Makkah mengimbau agar mengonsumsi makanan yang telah disediakan pemerintah. Pemerintah telah menyiapkan makanan yang komposisi gizinya lengkap untuk menjaga kesehatan tubuh.
Mereka juga mengingatkan para jamaah haji agar mengonsumsi makanan harus sesuai batas waktu makan yang tertera pada kotak makanan. Karena terkadang jamaah haji sibuk beribadah sehingga terlambat makan di luar waktu yang ditentukan.