Ahad 01 Sep 2019 09:21 WIB

Jamaah Haji Berwisata Religi, Diimbau Jaga Kebersihan Makkah

Banyak jamaah haji yang melakukan wisata religi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nur Aini
Foto udara saat jamaah haji dari berbagai negara  memadati Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (10/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara  berwukuf di tempat ini sebagai salah satu syarat sah berhaji.
Foto: Umit Bektas/Reuters
Foto udara saat jamaah haji dari berbagai negara memadati Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (10/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara berwukuf di tempat ini sebagai salah satu syarat sah berhaji.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masa operasional haji di Kota Makkah memasuki pekan akhir. Saat ini, banyak jamaah haji yang memanfaatkan waktunya untuk melakukan wisata religi ke beberapa tempat di antaranya Jabal Rahmah, Gua Hira di Jabal Nur, Jabal Tsur, dan situs Hudaibiyah.

Tempat-tempat tersebut banyak menyimpan sejarah perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Sayangnya, pantauan Media Center Haji (MCH) pada situs-situs tersebut banyak didapati tulisan-tulisan dengan tinta yang sulit untuk dihapus, sehingga mengotori tempat tersebut.

Baca Juga

Menanggapi fenomena tesebut, Kepala Daerah Kerja Mekah, Subhan Cholid mengimbau jemaah untuk ikut menjaga kebersihan dan kelestarian situs bersejarah yang ada di Kota Makkah. 

"Kami mengimbau khususnya bagi para jemaah juga kepada warga kita yang melancong ke Arab Saudi, ketika berkunjung ke tempat-tempat bersejarah itu ya ikut menjaga kelestarian dan juga kebersihan dari tempat-tempat bersejarah tersebut," ujar Subhan dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (1/9).

Subhan menyampaikan, sebetulnya pemerintah Arab Saudi memberlakukan denda bagi mereka yang tertangkap mengotori atau merusak situs-situs bersejarah tersebut. Aturan-aturan tersebut sudah ditetepkan oleh pemerintah Arab sejak beberapa waktu lalu.

Namun, dengan maraknya coretan-coretan yang ada, maka sangat sulit mendeteksi pelakunya. "Banyak tulisan-tulisan itu, tidak tahu siapa penulisnya, dan apa maksud mereka menulis. Kadang kita tidak paham tulisan itu, kadang ada juga yang ditulis dengan bahasa kita," ujarnya.

Subhan pun menegaskan, hal semacam itu tidak perlu diikuti oleh para jamaah.  Menurutnya, tempat-tempat tersebut sangat bersejarah dan punya makna yang luar biasa. Sangat disayangkan jika dikotori dengan coretan-coretan yang membuat kotor dan mengurangi keindahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement