IHRAM.CO.ID,JAKARTA—Kementerian Agama dan Kedutaan Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi memiliki peranan besar dalam penyelenggaraan haji. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka saat menyampaikan sambutan Menteri Kesehatan pada pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1440H/2019M, Rabu (9/10) kemarin.
“Saat pelaksanaan operasional haji di Arab Saudi, suksesnya penyelenggaraan haji, tentunya juga tidak lepas dari peran Kementerian Agama dan Kedutaan Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi,” kata Eka.
Oleh sebab itu, kata dia, tidaklah berlebihan jika Kementerian Kesehatan yang bekerja dalam memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada jamaah Haji, memberikan apresiasi yang besar kepada Menteri Agama dan Duta Besar Republik Indonesia. Karena, atas perannya, penyelenggaraan kesehatan haji yang merupakan bagian dari penyelenggaraan haji dapat berjalan sesuai dengan harapan.
“Atas peran Kementerian Agama dan Kedutaan Besar RI di Saudi, maka kami dapat memberikan pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada jamaah haji secara leluasa. Mulai di Kloter, sektor dan di Arafah, Musdalifah dan Mina,” katanya.
Eka mengatakan, setiap tahunnya, jamaah haji Indonesia sebagian besar merupakan jamaah haji berusia lanjut, yang umumnya memiliki penyakit kronis yang berisiko terhadap keselamatannya saat perjalanan dan di Saudi. Kondisi in kata dia, merupakan fakta yang harus direspon secara bersama-sama.
“Agar jamaah haji dapat menjalankan ibadahnya dengan baik tanpa mengesampingkan keselamatannya,” katanya.
Eka menyampaikan, cuaca panas, dan kondisi lingkungan sosial yang berbeda dengan Indonesia, merupakan faktor risiko yang perlu dikenali dan dikendalikan oleh jamaah haji. Oleh sebab itu, pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan merupakan suatu hal yang perlu dilaksanakan dan tidak bisa dipisahkan dengan prosesi ibadah Haji di Arab Saudi.
Pada kesempatan itu juga Eka, menyampaikan beberapa hasil rekomendasi Evaluasi Nasional Kesehatan Haji yang telah diaksanakan pada 26 September 2019 yang lalu. Di antara beberapa hal yang positif adalah terselenggaranya proses pembinaan dan pemeriksaan kesehatan haji sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan jamaah haji. Untuk mencapai Istithaah Kesehatan, sebelum keberangkatan, jamaah haji telah diperiksa kesehatannya, kemudian dilakukan pembinaan kesehatan.
“Hal ini meningkatkan keseriusan akan pentingnya pemeriksaan dan pembinaan kesehatan Jemaah haji sejak awal,” katanya.
Selain itu kata dia, setelah dilakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan, saat ini, pencatatan data kesehatan jamaah haji, telah terintegrasi dengan baik ke dalam Siskohat Kementerian Agama, sehingga data jamaah haji yang terekam dalam Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH) telah menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dengan data Jemaah haji di Siskohat Kementerian Agama.
Hasil evaluasi lainnya yang perlu dicermati bersama adalah, ditemuinya beberapa tantangan penting yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti di masa mendatang. Tantangan tersebut antara lain, kata dia adalah perlunya peningkatan kesadaran kesehatan pada jaaah haji.
Peningkatan kesadaran kesehatan kepada jamaah haji perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi, melibatkan unsur ke-agama-an, sehingga lebih diterima oleh masyarakat muslim Indonesia.
“Untuk itu dakwah kesehatan haji menjadi hal strategis untuk dilaksanakan secara bersama-sama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama kepada Jemaah haji Indonesia,” katanya.
Menurut Eka, pengetahuan dan perilaku hidup sehat jamaah haji sangat strategis dalam mendukung prosesi ibadah haji, karena ibadah haji merupakan ibadah yang sebagian besar melibatkan aktifitas fisik, dilakukan dalam kondisi lingkungan yang berbeda. Kondisi tubuh yang sehat tentu akan mendukung pelaksanaan rukun dan wajib haji.
“Oleh karena itu, aspek kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan aspek ibadah,” katanya.
Eka menilai, pelayanan umum, katering, transportasi dan akomodasi yang telah diberikan kepada jamaah haji Indonesia semakin tahun semakin baik dan berkualitas. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab semakin membaiknya kondisi kesehatan jamaah haji Indonesia saat berada di Saudi.
Karena, kualitas makanan, transportasi dan akomodasi akan mempengaruhi kondisi kesehatan, fisik dan psikis jamaah haji dalam menjalankan aktifitas kesehariannya di Tanah Suci. Oleh sebab itu, Kemenkes menyampaikan, terterimakasih kepada Kementerian Agama atas semua pelayanan yang berkualitas yang telah disediakan kepada jaaah haji Indonesia.
“Semoga di masa mendatang kualitas pelayanan umum, akomodasi, transportasi, konsumsi dan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik. Aamiin Ya Rabbal Alaamiin,” katanya.