IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Pusat Kesehatan Haji (Puskes Haji) Kementerian Kesehatan telah selesai menyusun kurikulum pelatihan integrasi untuk tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI). Selanjutnya, kurikulum akan dikoordinasikan dengan Menteri Agama (Kemenag).
"Selanjutnya akan dikonsolidasikan dengan Kemenag terkait materi pelatihan yang dari mereka," kata Kabid Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Pusat Kesehatan Haji, Indro Murwoko saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/11).
Indro belum bisa menyampaikan kapan materi pelatihan ini akan dikonsolidasikan dengan Kemenag. Pusat Kesehatan Haji masih mencari waktu untuk menjadwalkan pertemuan dengan Kemenag. "Secepatnya (dikonsolidasikan). Masih mencari waktu," katanya.
Sejak Senin 11-12 November tim penyusun kurikulum pelatihan integrasi untuk TKHI telah menyelesaikan pembahasan dokumen-dokumem pendukung kurikulum pelatihan. Dokumem pendukung itu seperti modul materi pelatihan, penugasan, petunjuk simulasi, dan sebagainya yang tekait dengan materi pelatihan.
"Dokumen-dokumen tersebut melengkapi kurikulum mata ajar yang sudah dibuat terlebihdahulu minggu lalu," ujarnya.
Menurutnya, dengan dilengkapi modul-modul dan dokumen-dokumen pelatihan lainnya, diharapkan bisa dilaksanakan secara terstandard. Mulai dari sisi konten materi, metode dan output pelatihan yang diinginkan.
Indro mengatakan, pertemuan penyusunan kurikulum pelatihan integrasi untuk TKHI dilakukan tujuannya membuat konsep pelatihan yang lebih terstruktur, sesuai dengan kaidah-kaidah pelatihan.
Selanjutnya materi yang disusun harus dikoordinasi dengan Kementerian Agama. Karena materi-materi yang diberikan tidak hanya konten kesehatan tetapi juga konten penyelenggaraan haji.
Indro berharap, penyusunan kurikulum pelatihan ini bisa memberikan masukan yang lebih baik lagi terhadap penyelenggaraan haji, terutama di bidang penyelenggaraan kesehatan haji.