Selasa 03 Dec 2019 00:20 WIB

Rugikan Jamaah, Kasus Penipuan Haji Juga Terjadi di Inggris

Kasus penipuan haji merugikan jamaah ribuan pound.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Suasana thawaf di Masjid Al Haram, Mekkah, Kamis (24/5) waktu setempat.
Foto: Ahmed Jadallah/Reuters
Suasana thawaf di Masjid Al Haram, Mekkah, Kamis (24/5) waktu setempat.

IHRAM.CO.ID, BIRMINGHAM – Beberapa calon jamaah haji Birmingham, Inggris, batal berangkat saat pelaksanaan haji pada 2019. Mereka pun takut akan kehilangan uangnya senilai ribuan pound. 

Para jamaah yang batal berangkat ini mendaftarkan diri mereka melalui agen perjalanan Taha Travel yang terletak di Small Heath. 

Baca Juga

Mereka menyebut hingga kini belum menerima pengembalian uang, bahkan kantor agen perjalanan tersebut tutup tanpa informasi. 

Dilansir di BBC, perwakilan dari Taha Travel, Jameil Kendawi menyebut ia dan timnya sedang berusaha untuk mengembalikan uang milik calon jamaah haji. Seorang calon jamaah menyebut ia menabung selama 17 tahun untuk bisa naik haji.  

Berdasarkan investigasi yang dilakukan BBC Midlands Today, diketahui setidaknya ada 11 orang yang membayar paket haji di travel tersebut. Taha Travel mematok harga hingga 4.000 pound setara 72.957.423 rupiah. 

Dari hasil investigasi tersebut juga menunjukkan bahwa pihak travel tidak menggunakan Air Travel Organiser's Licence (ATOL). 

ATOL merupakan salah satu skema perlindungan keuangan yang diberikan pemerintah untuk agen perjalanan yang berbasis di Inggris.  

Salah seorang calon jamaah yang gagal berangkat, Mohammad Asif Qureshi, mengatakan dia dan keluarga sudah melakukan persiapan hingga menerima berita tidak bisa berangkat. 

"Istri saya benar-benar depresi. Saya belum pernah mendengar kejadian seperti ini. Saya benar-benar mempercayai agen travel itu. Bagaimana bisa dia melakukan ini untuk kami yang ingin naik haji?" ucapnya dilansir di BBC, Senin (2/12). 

Asif Qureshi menyebut dia membutuhkan waktu sekitar 17 tahun untuk bisa menabung dan mendaftar naik haji. Korban lainnya, Shahnaz Latif, menyebut dia dan keluarga sulita menerima kenyataan ini. Dia telah menabung selama lima tahun namun mendapat kekecewaan. 

Pada September, Direktur Taha Travel, Kendawi memberi informasi bahwa dia sedang berada di Irak. Dia juga menyebut telah dikecewakan  otoritas Saudi. Namun saat dimintai keterangan lebih lanjut oleh BBC, dia tidak menjawab.  

Chief Executive Officer (CEO) Dewan Haji Inggris, Rashid Mogradia, menyebut calon jamaah harus mencari penyelenggara haji yang berlisensi untuk memastikan perusahaan memiliki lisensi dan akreditasi dari Kementerian Haji dan Umrah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement