IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) tahun ini akan memaksimalkan program Mari Tunaikan Haji Selagi Muda (Mina). Program ini untuk mendorong generasi milenial mendaftar haji di usia muda sehingga diharapkan dapat meningkatkan dana kelolaan. BPKH tahun ini menargetkan dana kelolaan Rp 132 triliun dengan nilai manfaat yang diperoleh Rp 8 triliun.
Anggota Badan Pelaksana BPKH Ahmad Iskandar Zulkarnain menjelaskan, saat ini penduduk Muslim yang berusia di atas 25 tahun sebanyak 88 juta orang, dengan 27 juta dari kalangan mampu. "Sekarang baru 10 juta orang yang sudah haji dan empat juta daftar tunggu. Jadi, sisanya sedang disosialisasi untuk daftar haji selagi muda," ujar Iskandar di Jakarta, Rabu (22/1).
Syarat haji adalah istitha'ah (mampu) baik finansial maupun fisik. Namun, saat ini 76 persen pendaftar haji berusia di atas 40 tahun. Sedangkan masa tunggu haji rata-rata selama 20 tahun.
"Kalau daftar usia 40 tahun dan naik haji usia 60 tahun ke atas, secara fisik akan berat. Kalau sejak muda daftar, saat gilirannya masih kuat secara fisik," kata Iskandar.
Program yang memiliki gerakan "Ayo Haji Muda" ini telah disosialisasikan ke berbagai kampus di Indonesia dengan menyertakan para dai yang akrab dengan kaum milenial. Selain itu, juga dilakukan pameran dengan biro perjalanan haji untuk menarik minat kaum milenial di kampus.
Dalam sosialisasi pun diberikan simulasi menabung untuk uang pendaftaran haji. Dengan ini, kaum muda diyakinkan tertarik menabung demi naik haji.
"Sebentar lagi bonus demografi. Jadi, kami harus antisipasi terkait dengan kemauan dan keinginan mereka. Kami juga sedang membuat fintech perhajian yang cocok untuk milenial," kata Iskandar.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu menambahkan, program ini juga selaras dengan Visi Arab Saudi 2030 yang akan menuju digitalisasi. Saat ini, Arab Saudi sudah melaksanakan sistem pendaftaran dan pengurusan visa umrah secara online. Sedangkan untuk visa haji, akan diberlakukan online tahun depan.
"Start up Indonesia belum ada sama sekali yang menjadi sistem yang dihubungkan dengan sistem tersebut, maka kami secara informal masuk ke sistem ini," ujar Anggito.
BPKH melalui Kementerian Kominfo tengah mengupayakan agar biro perjalanan haji dan umrah diikutsertakan dalam sistem tersebut. "Kami berharap (sistem) bisa dikelola biro perjalanan haji umrah sehingga kita jadi bagian dalam Visi 2030 Arab Saudi," kata Anggito.