Rabu 05 Feb 2020 15:49 WIB

Tindakan Pengusaha Malaysia Bisa Rusak Hubungan dengan Saudi

Pengusaha Malaysia, Sajad, dinyatakan pria, namun umrah dengan pakaian Muslimah.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Tindakan Pengusaha Malaysia Bisa Rusak Hubungan dengan Saudi. Ribuan jamaah melaksanakan sai antara Bukti Shafa dan Marwah.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Tindakan Pengusaha Malaysia Bisa Rusak Hubungan dengan Saudi. Ribuan jamaah melaksanakan sai antara Bukti Shafa dan Marwah.

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Urusan Islam Malaysia Mujahid Yusof Rawa menyatakan tindakan pengusaha kosmetik Malaysia Muhammad Sajad Kamaruz Zaman yang mengenakan pakaian Muslimah ketika umrah berpotensi merusak hubungan bilateral dengan Arab Saudi. Sajad yang dinyatakan sebagai lelaki sejak lahir dinilai melanggar ketentuan yang berlaku di wilayah Kerajaan.

"Saya akan mengambil langkah tegas atas tindakan Muhammad Sajad Kamaruz Zaman, yang mengunggah foto dan video ketika dia mengenakan pakaian shalat wanita dalam ibadahnya di Makkah, dan menyebabkan ketidaknyamanan di kalangan umat Islam," katanya seperti dilansir Straits Times, Rabu (5/2).

Baca Juga

Dia menyertakan kasus kontroversi yang beredar di media sosial, di mana Salinan paspor Sajad menyatakan ia merupakan lelaki. Termasuk dari fotonya sendiri dalam paspor itu, terlepas dari dandanan perempuan yang ia pakai ketika melakukan ibadah umrah.

Meski dinyatakan begitu, Sajad diketahui berulang kali membantah kartu identitas yang dibawanya bernama Muhammad Sajjad. Sejak lama, ia memang dikenal sebagai lelaki, meskipun ia menyatakan ia adalah perempuan. Karenanya, pada 2016 ia mengungkapkan dirinya dilahirkan sebagai hermafrodit.

Meski dibesarkan sebagai lelaki, dirinya lebih suka melakukan berbagai tindakan perempuan. Kontroversi itu tak ayal menimbulkan pertanyaan tentang sikap Islam terhadap masalah lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), cyber bullying, dan bahkan peran dari pemerintahan Pakatan Harapan (PH).

Terkait PH yang saat ini memerintah sejak Mei 2018, Mujahid menuturkan Islam akan digunakan sebagai kekuatan progresif. Hingga akhirnya, Mujahid menemui penasihat transgender Nisha Ayub di kantor agensi Islam terkait hal itu. Dalam prosesnya, ia menyatakan Malaysia ke depan harus menjadi negara yang inklusif dan berbelas kasih.

Banyak persoalan yang terjadi sejak awal pencanangan itu. Puncaknya dinilai berada pada kasus Sajad yang telah beredar di media sosial.

Untuk menengahi kasus itu, tindakan jalan tengah dilakukan oleh Mufti Mohd Asri Zainul Abidin yang mengatakan, seorang pria yang mengenakan pakaian wanita memang salah. Namun demikian menurut dia, orang tersebut harus dinasihati ketimbang dihukum.

"Kami perlu menasihatinya (Muhammad Sajad) dengan cara yang baik. Saya hanya tidak setuju dengan publik mengatakan ia dikutuk oleh Tuhan," katanya kepada wartawan, Senin.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Mufti Kelantan Mohamad Shukri Mohamad. Kelompok yang dikenal sebagai Justice for Sisters, disebut-sebut mengkhawatirkan keselamatan Sajat di Arab Saudi karena kontroversi yang ia buat.

Sebab, hingga kini, belum diketahui secara jelas apakah Sajat telah meninggalkan Saudi atau belum. Umumnya, Muslim terbiasa melakukan umrah selama kurun waktu 10 hari hingga dua pekan dalam kunjungannya di Makkah dan Madinah.

Sajat diketahui mengunggah dirinya yang berpakaian layaknya wanita pada Ahad (2/2) lalu. Dalam foto yang ia unggah, Sajat tak hanya berangkat sendiri. Sebab, terlihat juga keluarganya.

"Kekhawatiran sebenarnya bukanlah telekung (pakaian Muslimah), tetapi keselamatan dan keamanannya, pelanggaran privasi dan kurangnya hak dan tanggapan berbasis bukti oleh pemerintah mengenai masalah ini," kata kelompok non-pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Mereka menambahkan, beberapa dokumen termasuk salinan paspor dan dokumen perjalanan lainnya diduga telah dibagikan ke publik tanpa persetujuan. “Itu memicu komentar online yang berbahaya dan pergeseran cara media menggambarkan Sajat, " katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement