IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Papua Barat kini telah memiliki asrama haji transit yang berlokasi di Kota Sorong, Papua Barat. Asrama Haji Transit ini telah diresmikan pada Senin (17/2) oleh Dirjen PHU Nizar Ali.
"Terima kasih Alhamdulilah asrama haji transit Papua Barat selesai dan telah diresmikan," kata Kepala Kanwil Kemenag Papua Barat Sudirman Simanihuruk saat dihubungi Republika, Selasa (18/2).
Simanihuruk mengatakan, tujuan dibangunnya asrama haji transit Kota Sorong ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam proses pelaksanaan ibadah haji dan umrah supaya lebih terorganisir. Terutama dalam hal pelaksanaan pelatihan manasik.
"Di masa sekarang ini asrama haji bukan hanya diperuntukkan untuk pelayanan jamaah haji saja namun di luar jadwal operasional haji asrama haji dapat digunakan sebagai tempat kegiatan maupun penginapan terhadap masyarakat luas pemerintah daerah maupun swasta," ujarnya.
Pembangunan asrama haji transit Kota Sorong ini menggunakan dana yang bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2019. Bangunan ini memiliki dua lantai yang terdiri dari lantai pertama lobi, kantor dan parkiran. Sementara, bangunan di lantai dua terdiri dari 11 kamar yang dua di antaranya kamar VIP dan sembilan kamar standar fasilitasnya setara dengan hotel bintang tiga dengan kapasitas empat orang.
Simanihuruk beharap, kedepannya Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dapat mengembangkan asrama haji transit Kota Sorong ini menjadi asrama haji antara. Sehingga semua proses administrasi jamaah haji bisa dilakukan di tempat ini.
"Asrama ini masih asrama haji transit dan masih jauh untuk memberikan fasilitas maksimal seperti halnya asrama haji antara," katanya.
Menurut dia, dengan kapasitas yang ada bahwa asrama ini transit ini masih jauh memenuhi standar untuk bisa menjadi asrama antara. Untuk itu Kemenag Papua Barat meminta kepada Direktur Jenderal PHU Nizar Ali saat meresmikan asrama haji transit untuk memberikan perhatian kepada Papua Barat. "Permintaan ini dalam rangka peningkatan pengembangan asrama transit di Provinsi Papua Barat ini," katanya.
Simanihuruk menuturkan, asrama haji transit untuk bisa menjadi asrama haji antara harus dapat menampung sekitar 450 jamaah atau satu kloter. Menurut dia, Papua Barat sudah laik memiliki asrama haji antara karena jamaah hajinya ada sekitar 700 orang. "Jadi asrama antara itu sudah bisa proses semua keperluan administrasi jamaah haji," katanya.
Jadi kata dia, jika Papua Barat telah memiliki asrama antara jamaah haji di seluruh kabupaten Papua Barat tinggal di terbangkan ke embarkasi di Makasar, dan jamaah juga tidak perlu menginap lagi di embarkasi untuk proses administrasi yang kurang.
"Itulah kelebihannya kalau asrama haji transit ini ditingkatkan menjadi asrama haji antara," katanya.