Rabu 19 Feb 2020 06:50 WIB

Saudi Adopsi Teknologi Pintar untuk Kemudahaan Haji-Umrah

Saudi mengadopsi teknologi pintar untuk memudahkan jamaah haji dan umrah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Saudi Adopsi Teknologi Pintar untuk Kemudahaan Haji-Umrah. FOto: Jamaah haji sedang di Padang Arafat
Foto: Khalil Hamra/AP Photo
Saudi Adopsi Teknologi Pintar untuk Kemudahaan Haji-Umrah. FOto: Jamaah haji sedang di Padang Arafat

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Direktur jenderal Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Marwan Al-Sulaimani, mengatakan bahwa pihaknya tengah mengadopsi teknologi pintar dalam rangka membantu jamaah di semua tahap perjalanan ibadah mereka di tanah suci. Ia mengatakan, kemajuan teknologi akan memuluskan proses perjalanan jamaah dari saat mereka tiba di Kerajaan sampai mereka berkumpul di Gunung Arafah. Hal itu diungkapkannya pada pembukaan KTT dan Pameran Kota Cerdas Saudi.

Forum yang berlangsung selama dua hari itu akan menyoroti peran teknologi berkelanjutan dalam "Smart Makkah," yang merupakan sebuah rencana ambisius untuk memasukkan teknologi canggih di banyak kota besar di negara itu.

Baca Juga

Lebih lanjut, Al-Sulaimani mengatakan bahwa lebih dari 1,8 miliar Muslim di seluruh dunia ingin melaksanakan haji dan umrah. Menurutnya, Kementerian melihat pengalaman haji dan umrah sebagai gambaran holistik karena ini adalah perjalanan emosional dan religius. Jamaah memikirkan pengalaman ini bertahun-tahun sebelum mereka tiba. Banyak dari mereka mempersiapkan secara emosional dan finansial untuk datang ke sini

"Mereka mendedikasikan diri untuk itu. Kami mencoba berbagi dengan orang-orang ini sejak mereka membuat niat sampai kami mengirim mereka kembali, dan kami ingin mereka kembali dan berbagi kisah pengalaman mereka dengan kerabat mereka, dan membangkitkan semangat semua orang untuk datang," katanya, dilansir di Arab News, Rabu (19/2).

Sebelumnya, kementerian mengatakan bahwa mereka berharap bisa meningkatkan jumlah jamaah menjadi 15 juta pada 2022 dan 30 juta pada 2030 sejalan dengan Visi Kerajaan 2030. Al-Sulaimani mengatakan, bahwa kementerian bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk memudahkan pengalaman jamaah haji dan meningkatkan layanan setiap tahunnya.

"Haji sangat kompleks karena dilayani oleh departemen lalu lintas, Pertahanan Sipil, rumah sakit dan departemen imigrasi. Seluruh negara berkumpul untuk melayani di Haji. Jadi dalam satu atau lain cara, haji (jamaah) memiliki pengalamannya sendiri dengan kementerian kesehatan karena dia harus pergi ke rumah sakit, dia harus melalui imigrasi, dan berurusan dengan kebiasaan kita, departemen lalu lintas, sektor swasta dan perusahaan bus," lanjutnya.

Karena itu, ia mengatakan bahwa haji adalah pengalaman secara keseluruhan yang harus dirancang dalam tim dan kemudian dihubungkan bersama. Sebelum merancang kota pintar dan sistem pintar, kata dia, pihaknya harus merancang proses cerdas dan menggabungkan pemangku kepentingan dengan cerdas. Sebab, Al-SUlaimani mengatakan bahwa di kota akan ada kotamadya, departemen kesehatan dan sebagainya. Dia mengatakan, bahwa sistem yang cerdas harus sering ditinjau sebagai bagian dari perjalanan.

"Kita harus berkolaborasi dalam satu pandangan, satu proses, untuk membuat hidup lebih mudah," tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement