Rabu 19 Feb 2020 18:30 WIB

Netanyahu Berencana Berangkatkan Jamaah Haji Langsung

Memungkinkan jamaah haji Muslim Israel pergi ke Arab Saudi dengan harga yang wajar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Netanyahu berencana berangkatkan jamaah haji langsung. Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyapa pendukungnya di markas Partai Likud usai pemilu di Tel Aviv, Israel, Rabu (18/9).
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Netanyahu berencana berangkatkan jamaah haji langsung. Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyapa pendukungnya di markas Partai Likud usai pemilu di Tel Aviv, Israel, Rabu (18/9).

IHRAM.CO.ID,ISRAEL -- Seorang pejabat dari Partai Likud menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan kemungkinan memfasilitasi jamaah haji Muslim langsung dari Tel Aviv ke Arab Saudi.

Anggota Parlemen di Fraksi Likud di Knesset, Miki Zuhar mengatakan, sebuah kemajuan telah dibuat untuk kondisi ini. Salah satunya dengan terbukanya komunikasi antara Netnayahu dengan Arab Saudi.

Dikutip di Alaraby,  Zuhar juga meminta Netnayahu mengambil keuntungan dari komunikasi yang terjalin dengan Arab Saudi. Salah satunya, untuk memungkinkan jamaah haji Muslim Israel pergi ke Arab Saudi dengan harga yang wajar yakni lima ribu shekels (20juta rupiah) dibanding harga saat ini yakni 30.000 shekels (120juta rupiah).

Diketahui setiap tahunnya, sekitar 30.000 umat muslim dari Israel melakukan perjalanan haji ke Arab Saudi melalui Yordania. Seperti kebanyakan negara Arab, Arab Saudi juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Tetapi monarki Teluk Arab, yang berbagi wilayah Israel terhadap Iran, baru-baru ini telah membuat sejumlah langkah yang mengisyaratkan hubungan lebih hangat dengan negara Yahudi.

Pada akhir Januari, Pangeran Faisal mengatakan secara tegas kepada saluran TV AS CNN bahwa warga Israel tidak diizinkan untuk datang ke Arab Saudi. Hal ini disampaikan setelah negara Yahudi itu mengatakan telah memberi warganya lampu hijau untuk berkunjung.

Arab Saudi mengatakan pada akhir Januari bahwa pihaknya menghargai upaya Presiden Donald Trump pada rencana perdamaian Timur Tengah, yang telah ditolak dengan keras oleh Palestina.

Ketika ditanya tentang pertemuan Netanyahu awal bulan ini dengan pemimpin Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, Pangeran Faisal mengatakan, "Sudan adalah negara berdaulat. Mereka dapat menilai kepentingan kedaulatan mereka sendiri."

Organisasi Pembebasan Palestina menyebut pertemuan itu sebagai tusukan di belakang rakyat Palestina. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement