REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR --- Maskapai khusus haji dan umrah Malaysia Airlines Bhd (MAB), Amal, masih mendata dampak operasional yang diderita setelah keluarnya kebijakan pembatasan perjalanan sementara umrah oleh Pemerintah Saudi Kamis (27/2) lalu. Kebijakan penangguhan itu memaksa Amal untuk membatalkan sejumlah penerbangan carter dan mendorong maskapai untuk mengonsolidasikan penerbangan komersialnya ke Arab Saudi.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana penangguhan sementara ini akan berdampak pada rencana perubahan haluan MAB, mengingat tidak ada indikasi resmi dari Pemerintah Saudi tentang berapa lama pelarangan ini berjalan," ujar juru bicara MAB dikutip di NST, Kamis (5/3).
Secara keseluruhan, pihaknya melihat dampak dari Covid-19 diperkirakan akan memengaruhi maskapai penerbangan global karena penurunan besar dalam permintaan perjalanan. MAB juga mengatakan, prioritasnya sekarang adalah mengangkut penumpang yang berada di Kerajaan Saudi untuk kembali ke Malaysia. Hal ini dilakukan dengan penyesuaian penerbangan harian ganda antara Kuala Lumpur-Jeddah dan Madinah.
“Prioritas kami saat ini adalah untuk mengangkut 4.700 penumpang kembali dari Arab Saudi ke Kuala Lumpur selama dua minggu ke depan. Kami akan menyiapkan 10 penerbangan selama periode ini," kata juru bicara tersebut menambahkan.
Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan beberapa penumpang diminta untuk berangkat dari kota lain dan atau mengalami penundaan perjalanan karena penyesuaian penerbangan. "Penumpang yang terkena dampak akan diberi akomodasi hotel, makanan, dan pengaturan transportasi antara Jeddah dan Madinah atau sebaliknya jika perlu," katanya.
Ia juga menambahkan, Amal telah merencanakan untuk mengangkut lebih dari 200 ribu jamaah umrah dan haji untuk tahun 2020 ini. Dilaporkan sebelumnya ada 15 ribu peziarah umrah yang dijadwalkan akan pergi bulan Maret ini. Namun, belasan ribu jamaah ini terkena penundaan sementara visa umrah dan turis ke Masjid Nabawi di Madinah.
Maskapai peziarah-sentris menyatakan sedang menjajaki pemanfaatan pesawat yang lebih kecil seperti A330 dalam menggantikan A380 untuk efisiensi yang lebih baik. "Kami juga telah menambahkan opsi bagi peziarah dan agen untuk memesan kembali perjalanan mereka ke tanggal berikutnya setelah pembatasan perjalanan dicabut," katanya.
Sejak diluncurkan pada Februari tahun lalu, Amal telah mendapatkan daya tarik yang signifikan. Maskapai penerbangan ini juga telah mengangkut lebih dari 33 ribu warga Malaysia selama musim haji tahun lalu.
Amal juga berkontribusi terhadap 7 persen pendapatan keseluruhan Malaysia Airlines Group pada 2019. Secara total, maskapai ini telah berhasil mengangkut lebih dari 180 ribu peziarah.
The New Straits Times sebelumnya melaporkan, Amal telah mendapatkan lisensi layanan udara sementara (ASL) dan sedang melamar sertifikat operator udara (AOC). Amal memulai operasinya pada Oktober 2018. Secara resmi, Amal diluncurkan pada 12 Februari 2019 dengan pembukaan nama dan logo resminya.
MAB bercita-cita Amal bisa menjadi maskapai pilihan untuk membawa jamaah haji maupun umrah dan menghubungkan Muslim di Asia Tenggara, terutama Malaysia, Indonesia, serta Thailand ke Tanah Suci. Maskapai ini juga berharap dapat mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang benar.