REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum PB FKAPHI HM Affan mengaku menghormati kritikan yang disampaikan anggota DPR Fadli Zon kepada Kementerian Agama yang masih menarik Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Fadli mempertanyakan logika Kemenag yang tetap meminta jamaah melunasi BPIH meski, padahal Saudi meminta untuk menghentikan persiapan haji.
"Saya pribadi menanggapi secara khidmat apa yang dikritisi beliau (Fadli Zon) dengan argumentasi yang ia bangun cukup logis," kata Ketua PB FKAPHI HM Affan Rangkuti, melalui pesan tertulisnya, kepada Republika.co.id, Senin (30/3) malam.
Hanya saja kata Affan, ada kalanya sebuah logika berpikir tak akan selalu benar jika dihadapkan dengan invisible hand atau tangan tak terlihat. Menurut dia, tak ada yang bisa membantah di dunia ini jika berpikir peluang adalah berpikir matematika.
"Namun jangan lupa bahwa matematika bukan merupakan aksioma dengan menterjemahkan peluang sekecil apapun adalah sebuah kegagalan," katanya.
"Berkhidmatlah dengan peristiwa Badar, dan berkhidmatlah dengan peristiwa di Lembah Hunain, apakah matematika memastikan peluang adalah sebuah kegagagalan. Belum tentu," ungkapnya.
Affan berharap agar tetap melanjutkan persiapan penyelenggaraan haji, sebab itu merupakan satu usaha setelah doa dalam rangka tawakkal, itu yang diajarkan agama kepada kita. Kata dia, tidak ada salahnya menyelesaikan semua persiapan, karena apabila Kemenag diam saja, lalu tiba-tiba situasinya berubah, maka kesulitan nantinya.
"Eloknya beliau (Fadli Zon) memberikan apresiasi dengan apa yang sudah dilakukan serta memberikan dukungan serta membantu efektivitasnya," katanya.
Affan mengaku, ia sendiripun sudah membuat satu hitungan matematika dengan rumus peluang, dan peluang haji tahun ini secara matematik. Menurut dia memang kecil terselenggara, akan tetapi ia tak mau menafikan yang namanya kekuasaan Allah Swt. "Mengapa? Siapalah kita dibanding-Nya," katanya.
Affan menuturkan, ahli ekonomi dunia, ahli filsafat yang namanya saja melegenda sulit kita seperti mereka, ditambah lagi bukunya pun menjadi buku panduan wajib bagi semua mahasiswa bidang ekonomi di dunia ini. Satu kalimat dia tuliskan invisible hand, padahal penulisnya bukan seorang muslim.
"Adalah Theory of Moral Sentiments (1759) dan diperkuat The Wealth of Nations (1776) Adam Smith menyematkan kalimat invisible hand di dalamnya," kata Affan Rangkuti.
Jadi, menurut dia dengan rasa khidmat kembali kita abaikan kritik apapun dan ia berharap semua PB dan PW FKAPHI agar menyampaikan kepada jamaah haji apabila bertanya tentang penyelenggaraan haji tahun ini.
"Sampaikan kepada jamaah bahwa persiapan terus dilakukan oleh Kemenag karena itu adalah usaha, doa tetap dipanjatkan dan selanjutnya bertawakkallah, karena Islam mengajarkan akan hal itu. Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah. Kita istikamah mendukung sukses haji," pinta Affan kepada semua pengurus.