REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Islam mensyaratkan Haji sebagai rukun Islam terakhir. Umat Islam wajib menunaikannya, jika "mampu". Perjalanan haji di zaman modern, dimudahkan lewat kemajuan teknologi transportasi. Situasi ini berbanding 180 derajat dari ibadah haji di abad pertengahan.
Mayoritas informasi tentang haji abad pertengahan didapat dari pengamatan tiga penjelajah Muslim, Nasir Khusraw, Ibnu Jubair, dan Ibnu Batutah. Ketiganya menunaikan haji sekaligus mencatat laporan rinci tentang perjalanan haji di zaman masing-masing seperti dikutip dari Handbook to Life in the Medieval World karangan Madeleine Pelner Cosman, Linda Gale Jones pada 2008.
Khusraw melaksanakan haji pada tahun 1050 Masehi. Disusul oleh Jubair yang berangkat dari Granada, Spanyol pada tahun 1183 M. Setelah berhaji, Jubair melanjutkan petualangan ke Baghdad. Terakhir, Battuta meninggalkan rumahnya di Maroko pada 1325 dan menunaikan haji pada tahun 1326.
Dari catatan mereka, diketahui para jamaah haji ada yang berkumpul di ibu kota Suriah, Mesir, dan Irak untuk pergi ke Mekkah secara bergerombol yang bisa berjumlah puluhan ribu orang. Selama perjalanan, para penguasa Muslim yang wilayahnya dilewati bertanggungjawab atas keselamatan mereka.