REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah Baitullah yang Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (QS Ali Imran 96).
Allah SWT menyebut Masjidil Haram dengan sebutan Baitullah sebanyak 15 kali, dan juga menyebutnya dengan sebutan lainnya. Kesemuanya mengagungkan dan membesarkan arti rumah ini (Ka'bah). Semua manusia diserukan menghormati, mengagungkan, dan memuliakannya, mengingat kedudukan, kemuliaan dan kelebihannya.
Pada musim haji, sekeliling Ka'bah selalu dipadati jamaah. Jamaah yang tawaf tak pernah sepi. Bahkan hampir selama 24 jam di sekeliling bangunan Ka'bah yang diselungkupi kain berwarna hitam bertuliskan Arab itu, ribuan kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia tak putus-putusnya melakukan tawaf (keliling Ka'bah tujuh kali).
Ibnu Umar RA menceritakan: "Dahulu, apabila Rasulullah SAW melakukan tawaf yang pertama adalah tawaf Qudum atau tawaf Selamat Datang. Berikutnya beliau melakukan Sai (berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah)."
Karena itu, bagi jamaah yang baru tiba di Mekkah dianjurkan segera menunaikan tawaf Qudum (kelilimg Ka'bah tujuh kali putaran) atau thawaf penghormatan kepada Baitullah -- kecuali mereka yang sedang berumrah. Yang terakhir ini melaksanakan tawaf untuk umrah.
Selain tawaf Qudum dan tawaf untuk umrah, ada lagi yang namanya tawaf ifadah (tawaf untuk haji), tawaf wada' (tawaf perpisahan), dan tawaf sunnah. Tawaf sunnah adalah tawaf yang dapat dikerjakan pada setiap kesempatan dan tidak harus diikuti dengan sai. Bahkan tawaf sunat ini juga menggantikan sholat tahiyatul masjid di Masjid al-Haram.
Syarat-syarat dan tata cara tawaf, yakni:
- Berniat
- Memulai dari garis cokelat tanda batas putaran tawaf yang letaknya searah Hajar Aswad.
- Menghadap ke Ka'bah dan ber-istilam (mengangkat tangan kanan ke arah Hajar Aswad dan memberi isyarat mengecupnya sambil mengucapkan: Bismillahi Wallahu Akbar.
- Memulai putaran pertama sambil membaca doa, sampai di Rukun Yamani.
- Teruskan dengan putaran berikutnya sampai selesai tujuh putaran yang akan berakhir di Hajar Aswad.
Menurut Ibnu Abbas RA, manusia pertama yang melakukan haji dan tawaf adalah Nabi Adam AS. Kala itu Nabi Adam melakukan haji dengan bertawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali putaran.
Pada saat Nabi Adam tengah bertawaf ia didatangi oleh para malaikat dan berkata: "Semoga hajimu mabrur wahai Adam. Sesungguhnya kami telah melaksanakan ibadah haji di Baitullah ini sejak 2000 tahun sebelum kamu."
Adam bertanya: "Pada zaman dahulu, doa apakah yang kalian baca pada saat thawaf?" Malaikat menjawab: "Dahulu kami mengucapkan 'Subhanallah wal hamdu lillah wa la ilaha illa Allah wallahu akbar'."
Adam berkata, tambahkanlah dengan ucapan "Wa la haula wa la quwwata illa billah." Maka selanjutnya para malaikat pun menambahkan ucapan itu.
Dalam sejarah disebutkan setelah Nabi Ibrahim AS menerima perintah membangun kembali Ka'bah, ia kemudian melaksanakan ibadah haji. Pada saat tawaf itulah Nabi Ibrahim juga didatangi oleh para malaikat seraya mengucapkan salam kepadanya. Lalu Ibrahim pun bertanya kepada mereka: "Dahulu, apakah yang kalian baca saat tawaf?"
Mereka menjawab: "Dahulu sebelum bapakmu Adam kami membaca: 'Subhanallah wal hamdu lillah wa la ilaha illa Allah wallahu akbar.' Lalu Adam menyuruh kami menambahkan 'Wa la haula wa la quwwata illa billah'. Selanjutnya Ibrahim berkata: "Tambahkanlah bacaan kalian dengan 'Al 'aliyyi al 'adzim'."
Kemudian para malaikat pun melaksanakannya. Dan hingga sekarang doa itulah yang dibaca oleh kaum Muslimin saat melakukan tawaf. Doa itu "Subhanallah wal hamdu lillah wa la ilaha illa Allah wallahu akbar. Wa la haula wa la quwwata illa billah Al aliyyi al adzim."