REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jejak sejarah yang ditinggalkan oleh keluarga Ibrahim AS di atas kemudian dikukuhkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti yang tercermin dalam ibadah haji yang merupakan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail. Tidak saja dari segi perbuatannya tetapi juga hari-hari yang dijalani keluarga Ibrahim ini diabadikan dalam Ibadah haji.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan Ibadah haji pada hari ke-8 (hari Tarwiyah) semua jamaah mempersiapkan diri untuk menghadapi wukuf di Arafah pada hari ke-9 Zulhijjah. Sejak pagi hari Tarwiyah, jamaah haji mulai menaiki kendaraan secara berombongan.
Ada dua cara yang dilakukan jamaah haji pada hari tarwiyah. Pertama, Jamaah yang langsung berangkat menuju Arafah, seperti umumnya jamaah haji Indonesia, kecuali jamaah haji yang berada di bawah bimbingan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tertentu. Kedua, berangkat ke Mina terlebih dahulu, baru menuju Arafah. Cara ini pernah dilaksanakan Rasulullah SAW pada tanggal 8 Zulhijjah tahun 10 Hijriah.
Setelah Nabi berniat berihram untuk haji, dia bersama-sama sahabat meninggalkan Makkah menuju Mina dengan mengendarai onta yang bernama Al-Qashwa dengan lama perjalanan satu hari satu malam. Sesampai di Mina, Nabi beristirahat. Setelah selesai shalat subuh, ketika matahari sudah terbit, Nabi menyuruh sahabat mendirikan kemah di Namirah (di tempat ini sekarang berdiri Masjid Namirah).
Setelah istirahat di Namirah, Nabi melajutkan perjalanannya menuju Arafah pada pagi hari ke-9 Zulhijjah. Dalam perjalanannya itu, Nabi singgah di Muzdalifah, (disebut dengan Mabit di Muzdalifah) sebagaimana dulu orang Quraisy melaksanakannya.
Setelah waktu wuquf masuk, yaitu tergelincirnya matahari tanggal 9 Zulhijjah, Nabi berangkat menuju Wadi Aranah (Bathnul Wadi) di dekat Arafah. Disinilah Nabi menyampaikan Khutbah Wada'. Selesai Khutbah Wada’ Nabi memerintahkan Bilal melakukan azan, karena waktu Zhuhur telah tiba.
Pada saat inilah Rasulullah melaksanakan Shalat Jamak Taqdim. Selesai shalat lalu Nabi menaiki onta AI-Qashwa menuju tempat wukuf di tengah-tengah padang Arafah di kaki bukit Jabal Rahmah. Di sini Rasulullah SAW melaksanakan wukuf dan mendoa, dan berzikir terus dilakukan hingga matahari terbenam.
Cara menuju Arafah langsung seperti yang dilakukan oleh Jamaah Haji Indonesia didasarkan kepada fatwa Ulama Kerajaan Saudi, dengan pertim bangan kesulitan mengatur transportasi jamaah yang demikian banyaknya. Sedangkan yang cara kedua tetap menjadi pilihan utama bagi jamaah KBIH Khusus atau Jamaah KBIH yang sudah punya hubungan kuat di Arab Saudi. Alasan yang mereka pakal di sini adalah mengikuti sunnah seperti dijelaskan dl atas.