REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjidil Haram merupakan tempat paling istimewa dan bersejarah di kota suci Makkah, Arab Saudi. Sebab, di dalamnya terdapat Ka'bah Baitullah, yang menjadi tempat orang-orang dari seluruh penjuru bumi melakukan thawaf. Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia yang menjadi kiblat utama kaum Muslimin, setelah sebelumnya berkiblat di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, Palestina.
Masjidil Haram bisa menampung kurang lebih 1 juta jamaah. Masjid ini tidak pernah sepi sepanjang masa, terutama ketika musim haji dan umrah. Namun, di tengah wabah virus corona saat ini, Masjidil Haram terpaksa ditutup oleh pemerintah Arab Saudi guna mengekang penyebaran infeksi virus corona.
Masjidil Haram merupakan masjid yang istimewa. Sebab, seperti dinukilkan dalam buku berjudul "Antar Aku Ke Tanah Suci" karya Miftah Faridl dan Budi Handianto, disebutkan bahwa Allah memberikan keutamaan dengan melipatgandakan 100.000 kali pahala bagi siapa saja yang sholat di tempat ini.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sholat di masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah) lebih utama sebanyak seribu kali shalat yang dilakukan di masjid-masjid lain kecuali Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama sebanyak 100 kali daripada shalat di masjidku ini." (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah dengan status Hasan).
Selain Ka'bah, di dalam Masjidil Haram juga terdapat makam (batu tempat berdiri) Ibrahim, Hijir Ismail, sumur zam zam, Bukit Shafa dan Marwa sebagai tempat Sa'i dan tempat bersejarah lainnya.
Masjidil Haram memiliki pintu dengan jumlah yang banyak dan memiliki nama. Namun demikian, Masjid Al-Haram memiliki lima pintu masuk utama atau disebut pintu terdahulu. Nama pintu utama itu di antaranya Fateh Gate atau Bab Al-Fath (nomor 45 di bagian selatan), King Fahd Gate (nomor 79 di bagian barat, King Abdul Aziz atau King Abdullah (nomor 1 di bagian barat), Bab Shofa (nomor 11 di tempat sa'i), Bab Umrah (nomor 62 di bagian selatan.
Bab Abdullah adalah gerbang pintu masuk pusat menuju Perluasan Area Ibadah Raja Abdullah. Gerbang itu adalah versi gerbang yang ditingkatkan dari perluasan Raja Fahad sebelumnya di Masjid Al-Haram. Pintu ini diapit oleh dua gerbang melengkung tetra kecil di setiap sisi. Setelah perluasan Raja Abdullah terbaru, saat ini Masjidil Haram memiliki sekitar 210 gerbang.
Bab Fatah terletak di sisi selatan Kompleks Haram. Menurut sebuah tradisi tidak diverifikasi, pintu ini adalah tempat di mana Nabi Muhammad SAW memasuki kota Makkah pada hari penaklukkan kota Makkah. Karena itu, namanya adalah 'gerbang kemenangan'. Baru-baru ini, gerbang Fatah direnovasi di antara empat gerbang utama lainnya.
Bab Fahad atau Raja Fahd terletak di tepi timur Kompleks Haram. Gerbang ini menyediakan akses menuju area sholat di luar di timur masjid. Pintu masuk ini dipasang selama proyek perluasan Saudi kedua yang dilakukan antara 1982-1988 Masehi. Di kedua sisi gerbang portal ini dibangun dua menara.
Bab Umrah disebutkan sebagai pintu di mana Nabi Muhammad masuk ke Makkah untuk tujuan umrah (umrah wada') pada April tahun 629 Masehi. Selama perluasan Malik 'Abdullah, pintu masuk ini menjadi salah satu gerbang yang direnovasi sesuai dengan pola Bab Malik. Gerbang Umrah memungkinkan akses langsung ke area Mataf dari barat laut.
Bab Shofa terletak di sisi utara kompleks Masjid Al-Haram. Bab Safa modern menyediakan akses langsung ke awal area Masa'a. Gerbang Safa juga menyediakan akses ke lantai atas dari titik awal Masa'a. Pintu ini dekat dengan titik awal Jabl e-Safa.
Bab As-Salaam (Baabussalam) adalah salah satu gerbang di Masjid al-Haram yang memiliki makna 'gerbang damai'. Gerbang ini terletak di antara Gunung Safa dan Marwah.
Adapun secara keseluruhan, ada sekitar 120 pintu di Masjid Al-Haram. Namun untuk memasuki Masjid Al-Haram, terdapat empat pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka selama 24 jam sehari. Masing-masing pintu itu memiliki sebuah nama yang dipasang di atas pintu bersangkutan.
Di beberapa sisi, di atas pintu-pintu tersebut terdapat jam digital dan penunjuk temperatur udara. Nama pintu tersebut adalah Shafa, Darul Aqram, Ali, Abbas, Nabi, Babussalam (satu dari pintu utama yang terkenal), Bani Syaibah, Hujun, Mudda'a, Ma'la, Marwa, Quraisy, Alqadisiyah, Aziz Thuwa, Umar bin Abdul Aziz, Murad, Hudaibiyah, Babussalam Jalid, Qararah, Alfatah, Faruq Umar, Nadwah, Syamiyah, Al-Qudus, Umrah, Madinah Munawarah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Hijirah, Ummi Hani, Ibrahim, Wada', Malik Abdul Aziz, Ajiyad, Bilal, Hunain, Ismail dan sebagainya.
Pintu-pintu tersebut biasanya dipakai jamaah untuk jadi tempat bertemu. Misalnya, jika suami istri terpisah di dalam saat thawaf, mereka bisa sepakat untuk bertemu di salah satu pintu tersebut. Biasanya, yang dijadikan lokasi bertemu adalah pintu utama Babussalam.