REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Urusan Islam, Panggilan dan Bimbingan Saudi Arabia telah memperingatkan karyawan dan pekerja masjid untuk tidak memulai proyek apa pun. Hal ini misalnya untuk menyediakan iftar bagi umat Muslim yang berpuasa di masjid-masjid atau daerah terbuka di di seluruh wilayah Kerajaan Arab Saudi.
Kementerian juga meminta para imam masjid untuk tidak mengumpulkan sumbangan untuk berbuka puasa atau proyek serupa, bahkan jika itu melalui sumbangan berupa keranjang makanan. "Mereka yang ingin memberikan amal harus mendekati otoritas amal berlisensi," kementerian tersebuy menegaskan seperti dikutip Saudigazette (Jumat 24/4).
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis pihak kementrian memberikan sejumlah arahan untuk Ramadhan. Selain itu pihak kementerian pun meluncurkan sejumlah proyek yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan.
Selain itu, kementerian menekankan penutupan sementara sementara masjid dan menentukan waktu untuk panggilan adzan saat memasuki shalat Isya. Tak hanya itu kepada personel masjid agar melakukan penangguhan sementara shalat Jumat dan shalat berjamaah di masjid-masjid dan masjid akan tetap dilanjutkan.
Kementerian juga memutuskan bahwa karena keadaan saat ini di bawah pandemi coronavirus, maka melakukan Itikaaf di masjid-masjid telah dilarang sampai pandemi ini menghilang. Jika ada masjid yang dibuka untuk umat Islam untuk menjalankan Itikaaf, maka imam masjid akan bertanggung jawab atas tindakan ini.
Kementerian mengkonfirmasi bahwa pihaknya tetap melanjutan program untuk membersihkan, mensterilkan, menyiapkan masjid, dan pemeliharaan pendingin udara, penerangan, toilet dan langkah-langkah keselamatan dan keamanan lainnya.
Kementerian juga memperingatkan pengawas masjid dan mereka yang bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaannya untuk tetap memastikan bahwa semua sistem, mesin dan peralatan di masjid berfungsi dengan baik. Mereka harus berkoordinasi dengan para pelayan dan pekerja pemeliharaan masjid setempat.