REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencium Hajar Aswad bukan merupakan rukun haji. Kegiatan itu hanya sunah saja, karena Nabi Muhammad SAW pernah mencontohkan melakukannya. Tapi, banyak jamaah haji yang merasa belum afdhal jika berhaji belum mencium Hajar Aswad. Akibatnya bisa ditebak, semua ingin mencium batu yang konon berasal dari surga itu. Dan, di musim haji yang padat bukan pekerjaan mudah untuk bisa mencium Hajar Aswad.
Selama musim haji pelataran Ka'bah tak pernah sepi. Ratusan ribu orang berdesakan melakukan tawaf. Ribuan lainnya berjuang untuk bisa mencium Hajar Aswad. Tidak ada cara yang tahu secara pasti bagaimana cara terbaik untuk bisa mencium Hajar Aswad pada musim haji. Namun, jika ingin tetap berusaha mendapatkannya, pastikan fisik Anda cukup kuat. Aksi saling dorong, tarik-menarik, dan sikut-sikutan bukan hal yang aneh di depan Hajar Aswad.
Bahkan sering jamaah terlempar dan terinjak-injak. Tak jarang jamaah pingsan karena kekurangan udara atau karena tak kuat berdiri. Karena itu jamaah yang fisiknya tak mendukung, sebaiknya tak memaksakan diri mencium Hajar Aswad.
Bagi yang fisiknya cukup kuat pun tak mudah mendapatkannya. Apalagi jika bersaing dengan jamaah dari Afrika, Turki, dan Irak yang postur badannya rata-rata jauh lebih besar dari orang Indonesia.
Mengingat padatnya lokasi sekitar Hajar Aswad, disarankan jamah tidak membawa dompet, ponsel, jam tangan, atau benda berharga lainnya. Dalam situasi yang padat sangat mungkin terjadi kehilangan. Jika barang jamaah terjatuh, sangat berbahaya jika memungutnya, karena begitu membungkuk bisa terdorong jamaah lain. Risikonya bisa terinjak-injak.
Hati-hati jika berusaha mencium Hajar Aswad selagi berpakaian ihram. Saat berihram laki-laki tidak diperkenankan memakai pakaian dalam. Bisa dibayangkan, bila saat berebut mendapatkan Hajar Aswad kain ihram bagian bawah ditarik-tarik dan lepas. Hal itu sangat mungkin terjadi.
Biasanya, antrean mencium Hajar Aswad sudah terjadi begitu melewati Rukun Yamani. Jamaah yang kuat berdiri bisa menempel di tembok Ka'bah sambil berjalan menunggu antrean. Jika bisa bertahan di tembok ini kemungkinan untuk bisa mendapat Hajar Aswad cukup besar. Kendalanya hanya harus sanggup berdiri dengan kaki sebelah berganti-ganti. Juga, bertahan dari dorongan jamaah lain dari belakang atau ditarik oleh jamaah dari bawahnya.
Jika tetap dalam posisi tawaf, bisa mendekat ke arah kiri begitu mendekati Hajar Aswad. Cara ini yang paling sulit dan paling berisiko. Sebab lokasi di depan Hajar Aswad ini paling padat. Selain jamaah yang tawaf, juga ada yang ingin mencium Hajar Aswad. Bahkan di depan Hajar Aswad ini sering jamaah tak bisa bergerak.
Cara lainnya bisa dilakukan adalah dari sisi pintu Ka'bah. Sebaiknya ini dilakukan jika jamaah sudah menyelesaikan tawaf. Di pintu Ka'bah biasanya tetap padat, namun jamaah tak terlalu dorong-mendorong.
Umumnya jamaah di tempat ini khusyuk berdoa. Sambil menempel di Ka'bah, jamaah bisa pelan-pelan bergerak menuju Hajar Aswad. Arahnya berlawanan dengan orang tawaf atau yang baru keluar dari lokasi Hajar Aswad. Bila sudah mencapai batu pegangan marmer putih di bawah petugas jaga (askar), maka kesempatan untuk meraih Hajar Aswad akan lebih terbuka.
Cara lain yang bisa digunakan adalah usai sholat fardu. Saat masuk waktu sholat, kegiatan tawaf akan berhenti. Usahakan saat sholat itu bisa mendapat tempat di shaf-shaf pertama di depan atau samping Hajar Aswad. Dengan begitu jika sholat selesai bisa mencapai Hajar Aswad lebih dekat.
Tips mencium Hajar Aswad
- Pastikan fisik kuat
- Jangan bawa barang berharga
- Hati-hati saat berpakaian ihram
- Jangan gunakan joki
- Tidak lama-lama
- Hindari menyakiti sesama jamaah