Dikutip buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri, Masjid Istiqlal merupakan salah satu masjid di Indonesia yang mengedepankan gaya arsitektur Islam modern. Gaya arsitektur modern ini juga tampak pada bagian menara masjid.
Bangunan menara yang berfungsi sebagai tempat muadzin mengumandangkan adzan sebagai tanda waktu sholat tiba dbangun meruncing ke atas dan memiliki lubang-lubang pada bagian dindingnya. Lubang-lubang tersebut berfungsi mengurangi tekanan dan embusan angin.
Menara ini memiliki ketinggian 66,66 meter dengan diameter lima meter. Ketinggian menara sebagai simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam Alquran. Sementara, di atas tempat muadzin mengumandangkan adzan adalah puncak menara yang terbuat dari baja tahan karat seberat dua ton dengan tinggi 30 meter.
Tak hanya menara, secara keseluruhan rancangan arsitektur Masjid Istiqlal mengandung angka dan ukuran yang memiliki makna dan perlambang tertentu. Terdapat tujuh gerbang untuk memasuki ruangan dalam Istiqlal yang masing-masing dinamai berdasarkan Al-Asmaul-Husna, nama-nama Allah SWT yang mulia dan terpuji.
Angka tujuh melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu. Tempat wudhu terletak di lantai dasar, sementara ruangan utama dan pelataran utama terletak di lantai satu yang ditinggikan. Bangunan masjid terdiri atas dua bangunan: bangunan utama dan bangunan pendamping yang lebih kecil.
Bangunan pendamping berfungsi sebagai tangga sekaligus tempat tambahan untuk beribadah. Bangunan utama ini dimahkotai kubah dengan bentang diameter sebesar 45 meter, angka "45" melambangkan tahun 1945, tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemuncak atau mastaka kubah utama dimahkotai ornamen baja antikarat berbentuk bulan sabit dan bintang, simbol Islam
Selain itu, arsitektur modern juga tampak pada dinding dan lantai Masjid Istiqlal yang berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar.
Bangunan utama Masjid Istiqlal dimahkotai satu kubah besar berdiamater 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Setidaknya lebih dari 200 ribu jamaah dapat melaksanakan ibadah di masjid, sesuai dengan kapasitasnya yang besar.
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, hingga saat ini, masjid Istiqlal juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta dan banyak diantara wisatawan yang berkunjung baik domestik maupun asing yang tak hanya umat Muslim, tetapi juga non-Muslim.
"Istiqlal sudah menjadi destinasi wisata religi di Jakarta yang dikunjungi oleh peserta ziarah wali songo dari dalam dan luar negeri, serta sudah menjadi destinasi favorit bagi wisatawan non-Muslim yang berkunjung ke Jakarta," ujar Abu Hurairah, selaku kepala Humas Masjid Istiqlal kepada Republika.co.id, Kamis (28/5).
Bahkan, setelah presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama didampingi istrinya, Michelle mengunjungi Masjid Istiqal pada November 2010, semakin banyak wisatawan asing yang berkunjung. Tercatat sekitar 20 wisatawan mancanegara mengunjungi masjid ini setiap harinya.
Diantara para tokoh penting luar negeri lainnya yang pernah mengunjungi Masjid Istiqlal antara lain adalah mantan presiden AS Bill Clinton pada 1994, mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, dan mantan presiden Libya Muammar Gaddafi. Kemudian ada Pangeran Inggris Charles, Kanselir Jerman Angela Markel, mantan wakil ketua Partai Komunis China Yuanchao, mantan presiden Chile Sebastián Piñera, hingga mantan presiden Austria Heinz Fischer, serta Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz pada Maret 2017.
Kegiatan di Masjid Istiqlal dari sejak pertama kali digunakan hingga di masa kini juga hampir selalu sama, yaitu ibadah keagamaan harian, mingguan, bulanan, tahunan, yang terkadang diantaranya bersifat temporer. Sebagaimana berfungsi sebagai masjid nasional setiap upacara atau peringatan hari besar Islam senantiasa digelar di masjid ini.
Misalnya Hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi'raj, dan Maulid Nabi digelar di masjid ini dan diliput televisi nasional. Untuk turut memeriahkan perhelatan Visit Indonesia Year 1991 digelarlah Festival Istiqlal yang pertama pada 1991. Festival ini digelar untuk memamerkan seni dan kebudayaan Islam Indonesia, turut hadir perwakilan negara sahabat berpenduduk Muslim seperti Iran, Arab Saudi, dan perwakilan Muslim China dari Uighur.
Namun, apa yang membedakannya adalah dalam dua bulan terakhir, tepatnya sejak pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) melanda dunia dan wabah memasuki Indonesia, masjid ini dan banyak rumah ibadah lainnya harus ditutup sementara. Termasuk dalam perayataan Idul Fitri 1441 H yang jatuh pada 24 Mei lalu, tidak ada sholat Idul Fitri yang diselenggarakan. Belum ada rencana pembukaan kembali, hingga keputusan pemerintah lebih lanjut.
Baca juga: Renovasi masjid Istiqlal selesai akhir Juni 2020