REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Urusan Agama Pakistan, Noorul Haq Qadri, menyatakan pembatasan jumlah jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci sedang dipertimbangkan pemerintah Arab Saudi. Hal ini dia sampaikan setelah menghubungi otoritas Saudi mengenai kuota haji 2020.
"Rekomendasi mengenai melakukan ziarah pada tahun ini dalam skala terbatas sedang dipertimbangkan. Otoritas Saudi telah mempresentasikan rekomendasi kami mengenai haji kepada Raja Salman," kata Qadri seperti dilansir dari Pakistan Today, Selasa (2/6).
Lebih lanjut, Qadri mengatakan bahwa Saudi juga tengah mempertimbangkan untuk tetap memberangkatkan jamaah haji asal Pakistan tetapi secara terbatas, yakni hanya 20 persen dari total kuota jamaah haji Pakistan
"Pemerintah Saudi sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan 20 persen peziarah Pakistan untuk melakukan ziarah," kata Menteri Qadri. Dia pun berharap, Saudi dapat mengeluarkan keputusan final terkait penyelenggaraan haji pada pekan depan.
Di sisi lain, negara seperti Singapura telah memutuskan menunda pelaksanaan ibadah haji 2020 sampai tahun depan akibat pandemi wabah virus Covid-19. Hal ini disampaikan Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) pada pertengahan Mei lalu.
"Dalam konsultasi dengan Kementerian Kesehatan, (MUIS) telah memutuskan bahwa, sebagai pemangku kepentingan yang bertanggung jawab, Singapura sebaiknya menunda rencana Haji 2020 untuk semua 900 peziarah kami ke tahun berikutnya," bunyi pernyataan MUIS.
Komite Fatwa Singapura mendukung penundaan pelaksanaan haji saat pandemi dengan alasan kesehatan dan keselamatan. Komite berpendapat, dalam konteks saat ini, tidak semua prasyarat untuk haji yang aman terpenuhi. Karena itu, Komite merekomendasikan agar peziarah Singapura menunda rencana haji untuk menghindari potensi bahaya.
MUIS memiliki kepercayaan penuh pada manajemen pandemi Arab Saudi. Tetapi Singapura memiliki pertimbangan sendiri untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan peziarah. Menteri Urusan Muslim Masagos Zulkifli menegaskan, keputusan menunda haji dibuat secara independen dari otoritas Saudi. "Ini karena pertimbangan keselamatan calon jamaah kami dalam konteks memberi pelayanan terbaik," kata Zulkifli.
Sumber daya perawatan kesehatan Singapura saat ini fokus pada penanganan Covid-19. Karena itu Singapura tidak dapat mengumpulkan tim dokter dan perawat untuk mendukung pengiriman calon jamaah haji pada tahun ini. "Kami juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi para peziarah dan keluarga mereka, serta komunitas yang lebih luas di Singapura, dari risiko infeksi," demikian pernyataan MUIS.