Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Pengusaha travel haji dan umrah cukup terpukul usai pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah haji 2020 akibat pandemi virus corona. Alhasil, penyelenggara haji dan umrah meminta penambahan kuota pada tahun berikutnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Firman M Nur, sebagaimana dilansir dari Okezone di Jakarta, Jum'at (5/6/2020).
Baca Juga: Ibadah Haji 2020 Ditiadakan, Kerugian Bisnis Travel Haji dan Umroh Capai Rp4,35 Triliun!
Dengan pembatalan haji tahun ini tentu sangat berdampak pada nomor antrean haji yang semakin panjang. Karena itulah pengusaha travel haji dan umrah meminta pemerintah untuk menambah kuota haji.
"Jadi kami meminta kepada pemerintah untuk menambah kouta jamaah haji sebesar 20% pada tahun depan," ujar dia pada acara IDX Channel, Jumat (5/6/2020).
Secara bisnis, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) juga sangat terpukul.
"Pasalnya mulai akhir Februari 2020 kemarin kami selaku PPIU sudah tidak dapat memberangkatkan jamaah Umrah. Sekarang kami juga tidak dapat memberangkatkan jemaah haji khusus," ungkap dia.
Dia juga menambahkan, selama tahun 2020 ini, pengusaha baru menjalankan usaha umrah hanya 1,5 bulan saja.
"Setelah kemarin pemerintah tidak memperbolehkan umrah maka pendapatan tahun ini hanya dari 1,5 bulan tersebut," jelas dia.
Maka dari itu ia berharap stimulus dari pemerintah karena kebanyakan pengusaha ini memiliki banyak karyawan seperti pengajar pendidik dan lain sebagainya. Dengan ditiadakannya haji, maka banyak pengusaha terdampak.
"Kami berharap pemerintah melakukan memberikan stimulus dengan penyelenggaraan haji ini. Karena rata-rata pengusaha haji memiliki lebih dari seribu pegawai," ujar Firman lebih lanjut.
Stimulus ini juga diharapkan untuk kelanjutan usaha ke depannya. Di mana pelaksanaan haji merupakan sumber pendapatan besar bagi pengusaha travel haji dan umrah.
"Oleh karena itu, dengan tidak adanya pelaksanaan haji, kami masih bingung memikirkan untuk usaha ke depannya," ungkap dia.