REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setiap amalan ibadah baik sunnah maupun wajib ada adab atau etikanya agar ibadah yang kita kerjakan diterima Allah SWT. Salah satu ibadah wajib bagi yang mampu adalah berihram saat menunaikan ibadah haji juga adabnya.
Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam kitabnya "Fiqih Wanita" mengatakan ada beberapa etika dalam menjalankan ihram yang telah direkomendasikan Rasulullah yang harus dijalankan setiap Muslim dan Muslimah ketika berihram.
Etika pertama adalah kebersihan. Kebersihan ini dilakukan melalui mandi koma, memotong kuku mencukur bulu ketiak, dan bulu kemaluan serta menyela-nyela rambut kepala dengan air. Ibnu Umar mengatakan, "Disunnahkan untuk mandi jika hendak berihram dan jika hendak masuk ke kota Mekah. "HR Al Bazzar, Daruquthni dan Al Hakim).
Syekh Kamil menyampaikan, ketika mandi pada kondisi ini mesti diniati dengan niat mandi ihram. Khusus bagi wanita Muslimah yang dalam keadaan haid atau nifas maka diperbolehkan mandi dan berihram serta mengerjakan seluruh manasik, kecuali bertawaf.
"Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW pernah bersabda: "Wanita yang sedang nifas dan haid, hendaklah mandi lalu berihram dan menunaikan seluruh manasik haji, kecuali bertawaf mengelilingi Ka'bah."(HR. Ahmad. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Etika kedua tidak boleh mengenakan pakaian yang berjahit, akan tetapi ia harus memakai pakaian ihram yang telah ditentukan. Memakai wewangian juga diperbolehkan bagi wanita Muslimah.
Hal ini kata Syekh Kamil, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah di mana ia menceritakan: "Kami pernah pergi bersama Rasulullah ke Makkah. Maka kami mengolesi dahi kami dengan minyak kasturi ketika berihram. Apabila salah seorang di antara kami berkeringat maka mengalir minyak itu ke wajahnya. Lalu hal itu diketahui oleh Nabi dan beliau tidak melarangnya." (Ahmad dan Abu Daud).
Etika ketiga mengerjakan sholat dua rakaat. Yaitu, dengan niat mengerjakan sholat sunnah ihram. Setelah membaca Al-fatihah pada rakaat pertama lalu membaca surat Al-Kafirun. Pada rakaat yang kedua membaca surat Al-Ikhlas. Ibnu Umar mengatakan: "Nabi mengerjakan dua ruku di Dzulhulaifah." (HR. Muslim).
"Dzulhulaifah adalah tempat yang digunakan oleh Rasulullah untuk berihram," katanya.