REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi menanggapi isu kembalinya jamaah ke Masjidil Haram di Makkah. Saudi memastikan isu tersebut hoaks yang tidak bertanggungjawab.
Masjidil Haram memang diizinkan menggelar sholat fardu dan Jumat berjamaah. Namun hanya mereka yang berstatus staf masjid yang diperbolehkan menjadi jamaahnya. Masyarakat umum belum diizinkan menghadiri sholat berjamaah disana demi alasan keselamatan umum.
"Semua informasi terbaru akan diumumkan lewat platform yang resmi, termasuk di situs dan media sosial kami," kata Juru Bicara Presiden untuk Urusan Dua Masjid Suci, Hani Haidar dilansir dari Gulf News, Jumat (26/6).
Pemerintah Saudi memantau pelaksanaan sholat berjamaah di Masjidil Haram. Arab Saudi ingin memastikan terpenuhinya semua unsur kesehatan dan keselamatan oleh para staf. Pemantauan juga dilakukan untuk memperbaiki prosedur yang dirasakan kurang maksimal.
"Kami meminta publik tidak mempercayai rumor atau laporan tanpa dasar seperti itu," ujar Haidar.
Sebelumnya, Saudi membuka lagi 1.560 masjid di luar Makkah setelah ditutup sekitar tiga bulan akibat pandemi Covid-19. Pembukaan masjid merupakan bagian dari rencana tata hidup baru di Saudi.
Pelaksanaan ibadah tetap menjunjung protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Diantaranya membawa sajadah, memakai masker, menjaga jarak, wudhu dari rumah. Jamaah shalat juga diimbau mengindari bersalaman dan memakai Alquran sendiri ketika ingin tadarus.