REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Hari raya idul adha yang identik dengan pemotongan hewan qurban pada tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, proses pemotongan hewan yang biasanya menjadi tontonan masyarakat, tahun ini diimbau untuk tetap menerapkan physical distancing.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menyebut Kementerian Kesehatan (kemenkes) sudah memberi arahan untuk protokol kesehatan saat pemotongan qurban. Masyarakat diminta untuk tidak menonton proses pemotongan dan membatasi jumlah panitia yang terlibat.
"Secara aturan Kemenkes anjurannya pemotongan hewan di tempat pemotongan hewan. Boleh dilakukan di luar, tapi yang ada di lingkungan pemotongan hewan hanya panitia tidak boleh orang rame-rame liat, panitia juga terbatas," jelas Ati Pramudji Hastuti, Ahad (5/7).
Proses distribusi daging kurban juga harus dilakukan langsung ke rumah para penerima sehingga tidak menciptakan kerumunan orang. "Proses distribusi harus langsung ke rumah ornag yang menerima, tidak boleh berkerumun di tempat pemotongan," katanya.
Ati menyebut saat ini grafik kasus korona di Provinsi Banten semakin menunjukkan hasil yang baik dengan lebih dari 70 persen pasien terkonfirmasi covid-19 dinyatakan sembuh. ia juga menyebut wilayahnya bahkan telah keluar dari 10 besar kasus korona nasional dan diharapkan bisa keluar dari 15 besar nasional.
"Mudah-mudahan (kondisi) bisa kami pertahankan dan target kita bukan hanya keluar dari 10 besar. Tapi bagaimana kedepan bisa di atas 15 besar. Dan kami sadar, capaian ini bukan karena peran pemerintah saja, tapi semua elemen masyarakat juga ikut berperan,"katanya.
Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran protokol kesehatan yang selama ini terus disosialisasikan.
Meski begitu, Ati mengakui masih terdapat kelemahan dalam penanganan khususnya menyangkut kesehatan publik. “Indikatornya bagaimana masyarakat menjaga jarak, physixal distancing, menggunakan masker, melakukan protokol kesehatan itu yang harus digencarkan. Bagaimana kita terus mengedukasi masyarakat sehingga tidak ada lagi lonjakan kasus,” ujarnya.
Hingga kini, menurut data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemprov Banten ada 9.972 orang akumulasi terkatagori Orang Dalam Pemantauan (ODP), 3.029 Pasien Dalam Pemeriksaan (PDP) dan 1.345 orang terkonfirmasi positif.
Sementara Gubernur Banten Wahidin Halim mengklaim penanganan korona di wilayahnya semakin menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan Banten keluar dari 10 besar kasus korona nasional.
"Penanganan Covid-19 di Banten semakin baik. Penularan semakin terbatas yang positif semakin berkurang. Tingkat kesembuhan juga tinggi oleh karena itu kita keluar dari 10 besar," jelas Wahidin.
Wahidin menuturkan keberhasilan penanganan korona di wilayahnya terjadi juga karena komitmen bersama setiap elemen masyarakat, termasuk dengan banyaknya OPD (organisasi perangkat daerah) di lingkungan Pemprov Banten yang sudah menggelar rapid tes.
"Persamaan persepsi dan keseragaman dalam memghadapi wabah Covid-19 penting," tegasnya.
Komitmen bersama ini juga disebutnya bisa terjadi dengan adanya nilai kebersamaan dalam krisis antara para pimpinan OPD dan aparatur di lingkungan Pemprov Banten. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemangkasan tunjangan kinerja (tukin) para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencapai 50 persen.
"Ayo kita sama-sama. Sebagai kawan dan sebagai sahabat, di saat krisis inilah kita diuji. Satu per satu persoalan di Banten bisa kita selesaikan," ungkapnya.